Jumat, 01 November 2013

Terdampar di Gurun Sahara, 92 Orang Mati Kehausan

Puluhan mayat ditemukan berserakan di tengah gurun Sahara sebelah utara Niger, kebanyakan wanita dan anak-anak. Mereka adalah para imigran yang mati kehausan setelah mobil yang ditumpangi mogok.


Tim penyelamat, Almoustapha Alhacen, kepada Reuters, Kamis 31 Oktober 2013, mengatakan bahwa ada 92 mayat yang terdiri dari 52 anak-anak, 33 wanita dan tujuh pria. Mereka ditemukan tersebar di dekat perbatasan Aljazair, sekitar 160 km sebelah utara kota pertambangan Arlit di utara Niger.

Beberapa dari mayat itu mulai membusuk. Beberapa lainnya sudah tidak utuh, kemungkinan jadi santapan anjing liar. Pemerintah Niger mengumumkan tiga hari berkabung mulai Jumat ini.

"Ini pertama kalinya saya melihat hal seperti ini. Saya tidak mengerti, apa yang dilakukan wanita dan anak-anak ini di sini," kata Alhacen.

Diduga mereka adalah warga Niger yang mencoba memasuki negara lain dengan cara ilegal. Sebanyak 19 orang dari imigran gelap ini berhasil berjalan kaki ke Aljazair, dan langsung direpatriasi ke Niger. Dua lainnya selamat setelah berjalan puluhan kilometer di tengah Sahara yang panas, kembali ke kota Arlit.

Petugas mengatakan, mereka pergi dengan dua truk dari Arlit menuju Tamanrasset di Aljazair antara akhir September atau awal Oktober lalu. Salah satu truk mogok, truk kedua putar balik untuk cari bantuan, tapi ikut mogok juga.

Akhirnya, para penumpang terpaksa berjalan kaki di tengah gurun terpanas di dunia itu. Wanita dan anak-anak tewas akibat kehausan. Pemerintah Kenya memerintahkan untuk mengakhiri praktik imigran ilegal semacam ini.

Kemiskinan dan kekeringan membuat banyak warga Niger memilih pergi ke luar negeri. Aljazair dan Libya adalah pilihan utama, beberapa pergi ke Eropa. CNN mencatat, sepanjang tahun ini, sudah lebih dari 32.000 orang Niger tiba di Eropa selatan dari Afrika.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar