Minggu, 02 Maret 2014

Rusia Intervensi Ukraina, Obama Ancam Tak Hadiri Pertemuan G8

Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan pemimpin beberapa negara Eropa mengancam tak hadir pada pertemuan tingkat tinggi G8 di Sochi, jika Rusia tetap melakukan agresi di Ukraina. Keputusan itu disampaikan Obama melalui telepon saat menghubungi Presiden Vladimir Putin selama 90 menit, Sabtu 1 Maret 2014.

Dalam pembicaraan itu, seperti dilansir dari stasiun berita Channel News Asia, Obama menyatakan keprihatinannya soal laporan Rusia berniat menginvasi Kota Crimea, Ukraina. Untuk menjelaskan sikapnya itu, menurut pejabat senior di Gedung Putih, Obama memutuskan tampil secara mendadak di ruang briefing.

Pasalnya, Washington mengaku memiliki bukti bahwa tentara Moskow terlibat aktif di Ukraina. Pejabat Ukraina menyebut tentara dengan bersenjata lengkap dan tanpa bendera yang menunjukkan identitas asal negara, tiba di Crimea dan terlihat ada di sekitar beberapa gedung pemerintahan. Mereka juga terlihat di Bandara Simferopol.

Bahkan seorang pejabat tinggi lainnya menyebut, sudah ada 2.000 pasukan Rusia yang tiba di kota Crimea. Berdasarkan laporan itu, Ukraina dan AS menduga Rusia melakukan agresi secara terang-terangan.

"Kami kini merasa sangat prihatin dengan adanya laporan pergerakkan militer yang dilakukan oleh Federasi Rusia di dalam Ukraina," ungkap Obama saat memberikan keterangan pers.

Dia pun menyadari bahwa Rusia memiliki ketertarikan, hubungan ekonomi, dan budaya dengan Ukraina. Selain itu, Obama mengetahui bahwa Rusia memiliki sebuah fasilitas militer di kota Crimea, sebuah teritori yang diserahkan ke Republik Soviet Ukraina oleh Uni Soviet pada tahun 1954 silam.

Obama mengatakan pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina akan menimbulkan ketidakstabilan. "AS bersama masyarakat internasional akan tetap bertahan untuk menegaskan selalu akan ada konsekuensi atas invertensi militer di Ukraina," kata dia.

Seorang pejabat senior di AS kemudian mengartikan "konsekuensi" itu termasuk sebuah keputusan Obama dan para pemimpin top Eropa lainnya untuk batal hadir di konferensi tingkat tinggi G8 di kota industri Sochi, pada bulan Juni mendatang. Konsekuensi lainnya kemungkinan terkait dengan perdagangan dan konsesi komersial yang kini tengah dinantikan oleh Kremlin.

Obama turut memperingatkan bahwa intervensi militer Rusia di Ukraina malah akan menambah masalah, yang justru seharusnya diselesaikan sendiri oleh warga Ukraina. Selain Obama, Menteri Luar Negeri John Kerry, juga telah menghubungi Menlu Rusia Sergei Lavrov untuk kali keempat dalam tujuh hari terkait konflik di Ukraina.

Perwakilan AS di PBB, Samantha Power turut menyerukan adanya mediasi internasional di Crimea dan meminta agar Rusia segera menarik pasukan dari sana.

"Mereka juga harus menahan diri dan membiarkan warga Ukraina memperoleh kesempatan untuk membentuk pemerintahan mereka sendiri dan menciptakan takdir mereka sendiri tanpa adanya intimidasi atau ketakutan," kata Power.

Sebelumnya kubu Kremlin menyebut alasan mereka mengerahkan tentara militer, yakni melindungi kepentingan Rusia di Ukraina. Selain itu, Rusia ingin melindungi warga negara mereka yang masih banyak berdomisili di Ukraina Timur, wilayah yang berbatasan dengan Crimea.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar