Dilaporkan telah terdengar suara terompet dengan frekuensi rendah di
berbagai negara. Fenomena tersebut terjadi di Amerika Serikat,
Australia, Jerman, dan Kanada, demikian seperti dilaporkan Tech Times,
Selasa (19/5/2015).
Suara yang memekakkan telinga tersebut terdengar seperti suara terompet
dari langit. Bahkan beberapa netizen menanyakan apakah suara tersebut
sangkakala atau bukan (baca: “Nasa Menemukan Terompet Sangkakala”,
Benarkah?)
Fenomena itu setidaknya dilaporkan melalui sejumlah video yang diunggah
ke YouTube. Walaupun terjadi di daerah yang berbeda, namun suara yang
terdengar itu mirip satu sama lain.
Wikipedia menyebut fenomena tersebut dengan istilah “The Hum” atau
Fenomena Hum. Fenomena Hum adalah sebuah fenomena, atau sekumpulan
fenomena, yang melibatkan laporan secara luas terhadap suatu suara
dengungan, gemuruh, atau kebisingan yang berfrekuensi rendah, terus
menerus, dan invasif, yang tidak terdengar ke semua orang, demikian
seperti dikutip dari Wikipedia.
Sedangkan Kepala LAPAN, Thomas Djamaladdin, mengatakan kepada redaksi
dakwatuna.com, Senin (25/5/2015) bahwa mustahil jika suara itu dari
langit. “Suara audio jelas propagasinya melalui udara. Di langit (di
atas atmosfer) tidak ada udara. Jadi mustahil dari langit. Pasti suara
audio berasal masih dari permukaan bumi”.
Sementara itu ilmuwan Indonesia Warsito Purwo Taruno mengatakan pada
akun Facebooknya, “Suara yang terdengar luas di langit Eropa hingga
Amerika Utara adalah berasal dari atmosfir bumi sendiri, bukan dari
angkasa luar, dan bukan dari perut bumi. Dan penyebabnya tidak lain
karena adanya perubahan kerapatan lapisan udara pada atmosfer bumi
sendiri. Yang memungkinkan jadi penyebabnya adalah perubahan suhu yang
mendadak karena perubahan musim atau perubahan kerapatan lapisan udara
karena proses rusaknya lapisan ozon yang cepat akibat reaksi kimia
dengan zat pencemar udara.”
Ilmuwan yang menulis disertasi tentang propagasi gelombang
suara/ultrasonik dan interaksinya dengan medium, partikel, dan gas
tersebut, menambahkan, “Kalau penyebabnya adalah karena rusaknya lapisan
ozon yang cepat, hal ini akan menjadi WARNING buat populasi di bumi.”
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar