Minggu, 31 Mei 2015

[VIDEO] Dunia Gempar, Terdengar Suara Terompet Sangkakala?

Dilaporkan telah terdengar suara terompet dengan frekuensi rendah di berbagai negara. Fenomena tersebut terjadi di Amerika Serikat, Australia, Jerman, dan Kanada, demikian seperti dilaporkan Tech Times, Selasa (19/5/2015).

Suara yang memekakkan telinga tersebut terdengar seperti suara terompet dari langit. Bahkan beberapa netizen menanyakan apakah suara tersebut sangkakala atau bukan (baca: “Nasa Menemukan Terompet Sangkakala”, Benarkah?)

Fenomena itu setidaknya dilaporkan melalui sejumlah video yang diunggah ke YouTube. Walaupun terjadi di daerah yang berbeda, namun suara yang terdengar itu mirip satu sama lain.

Wikipedia menyebut fenomena tersebut dengan istilah “The Hum” atau Fenomena Hum. Fenomena Hum adalah sebuah fenomena, atau sekumpulan fenomena, yang melibatkan laporan secara luas terhadap suatu suara dengungan, gemuruh, atau kebisingan yang berfrekuensi rendah, terus menerus, dan invasif, yang tidak terdengar ke semua orang, demikian seperti dikutip dari Wikipedia.

Sedangkan Kepala LAPAN, Thomas Djamaladdin, mengatakan kepada redaksi dakwatuna.com, Senin (25/5/2015) bahwa mustahil jika suara itu dari langit. “Suara audio jelas propagasinya melalui udara. Di langit (di atas atmosfer) tidak ada udara. Jadi mustahil dari langit. Pasti suara audio berasal masih dari permukaan bumi”.

Sementara itu ilmuwan Indonesia Warsito Purwo Taruno mengatakan pada akun Facebooknya, “Suara yang terdengar luas di langit Eropa hingga Amerika Utara adalah berasal dari atmosfir bumi sendiri, bukan dari angkasa luar, dan bukan dari perut bumi. Dan penyebabnya tidak lain karena adanya perubahan kerapatan lapisan udara pada atmosfer bumi sendiri. Yang memungkinkan jadi penyebabnya adalah perubahan suhu yang mendadak karena perubahan musim atau perubahan kerapatan lapisan udara karena proses rusaknya lapisan ozon yang cepat akibat reaksi kimia dengan zat pencemar udara.”

Ilmuwan yang menulis disertasi tentang propagasi gelombang suara/ultrasonik dan interaksinya dengan medium, partikel, dan gas tersebut, menambahkan, “Kalau penyebabnya adalah karena rusaknya lapisan ozon yang cepat, hal ini akan menjadi WARNING buat populasi di bumi.”


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar