Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) andal untuk
mendukung pembentukan cyber army atau tentara siber, kata pakar
teknologi informasi Universitas Negeri Semarang Sugiyanto.
"Cyber army ini penting dimiliki. Perang atau serangan yang mengancam
kedaulatan negara bukan hanya sebatas fisik, tetapi juga di dunia maya
atau biasa disebut cyber war," katanya di Semarang.
Menurut Ketua Badan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(BPTIK) Unnes itu, ancaman dan serangan terhadap pertahanan suatu negara
melalui dunia maya bisa terjadi sewaktu-waktu.
Ia mengatakan serangan lewat dunia cyber itu bisa terjadi pada apa pun,
terutama sistem yang terkoneksi dengan jaringan, seperti lalu lintas
penerbangan atau penyadapan informasi negara yang bersifat rahasia.
"Sebenarnya, wacana pembentukan 'cyber army' ini sudah cukup lama,
tetapi sekarang mulai mengemuka kembali. Sebab, keberadaan tentara siber
ini memang sangat penting untuk menjaga pertahanan negara," katanya.
Kejahatan siber (cyber crime), kata dia, sebenarnya bagian kecil dari
"cyber war" sehingga langkah penanggulangan yang disiapkan harus
berbeda, termasuk personel yang ditugaskan untuk kepentingan itu.
Kalau kejahatan siber, ia menjelaskan, cenderung bersifat sporadis,
seperti membajak akun, menyalahgunakan identitas orang untuk mengambil
keuntungan lewat dunia maya, atau meretas situs-situs tertentu.
Namun, kata Sugiyanto, cyber war cenderung terprogram dan dampaknya
lebih besar dibandingkan dengan kerugian secara material, misalnya
membajak lalu lintas penerbangan hingga lumpuh sehingga mengancam
keamanan nasional.
"Bisa juga menyadap informasi-informasi rahasia negara melalui satelit,
dan sebagainya. Ini pentingnya ada cyber army. Kalau cyber crime cukup
diserahkan penanganannya pada kepolisian," katanya.
Ia memastikan bahwa Indonesia punya cukup banyak SDM yang ahli dalam
bidang informasi dan teknologi, tetapi kekurangannya lebih pada
infrastruktur dan adanya regulasi yang mengatur.
"Saya melihat kendala cyber army ini pada belum adanya regulasi. Setelah
itu, persiapkan infrastrukturnya secara memadai. Kalau SDM, kita punya
banyak ahli yang bisa diandalkan," katanya.
Apalagi, kata dia, cyber army tidak membutuhkan banyak personel
sebagaimana pasukan-pasukan yang memang disiapkan untuk menghadapi
serangan secara fisik, tetapi yang penting sistemnya terintegrasi.
"Cyber army ini juga tidak perlu banyak tempat. Yang penting
terintegrasi. Kalau tentara yang ditugaskan secara fisik harus
berpatroli, mereka ini (cyber army) juga. Hanya, berpatrolinya di dunia
maya," kata Sugiyanto.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar