Namun berbeda dengan Matt Smith. Blogger dan penulis di Digital Trends ini justru malah membatalkan pemesanannya. Apa alasannya?
Seperti yang ditulis dalam Digital Trends, Smith mengatakan alasan
pembatalan tersebut bukan karena ia lebih memilih Xbox One, namun lebih
ke banyak kekecewaan yang dirasakannya semenjak pengumuman awal akan
dibuatnya PS4 dan Xbox One.
Kekecewaan tersebut dituturkan Smith seperti penundaan peluncuran,
fitur yang dihilangkan dan ditambahkan, dan sebagainya. Sehingga
menurutnya, apa yang tadinya terlihat seperti konsol canggih kini hanya
menyerupai PC gaming kelas menengah.
Spesifikasi yang dimiliki baik PS4 dan Xbox One memang membuat
gamer meneteskan air liur. Sebut saja prosesor delapan core, RAM 8 GB,
penyimpanan kapasitas besar yang semua itu dibuat dengan platform x86
sehingga mempermudah developer game. Tak banyak kekecewaan kecuali
kebijakan DRM yang diterapkan Microsoft untuk Xbox One, yang belakangan
dirubah.
Namun, Smith mengungkapkan, dari 8 core yang dimiliki prosesor, 2
di antaranya digunakan sebagai core cadangan. Begitu juga dengan memori
RAM dengan cadangan 2-3 GB. Penyimpanan 500 GB yang dimiliki juga akan
termakan 30 GB untuk sistem. Belum lagi, 10 persen dari daya yang
dimiliki Xbox One dikhususkan untuk Kinect.
Ini menyisakan konsol game yang tadinya memiliki prosesor 8 core dan RAM 8 GB sebenarnya hanyalah konsol 6 core dengan RAM 6 GB.
Saat diuji dengan game Battlefield 4, frame rate yang
dihasilkan PS4 tidak selalu konstan 60 fps walau dijalankan dengan
resolusi 1600 x 900, dan 720p dalam Xbox One. Namun penurunan jumlah FPS
ini dianggap wajar menurut Smith.
Jika dibandingkan, maka sebuah PC gaming kelas menengah dengan
spesifikasi grafis Radeon HD 7870 atau GTX 760 bisa menandingi dengan
setting 1680 x 1050 dan detil diatur ke "High." Di samping itu, PS4 dan
Xbox One juga ternyata tidak bisa digunakan untuk memainkan game lama (backward compatibility), sementara PC tetap bisa memainkan game-game lawas.
Kemampuan kedua konsol yang belum bisa menyamai PC moderat ini
memang mengecewakan. Namun perlu diingat, untuk merakit PC gaming kelas
menengah itu gamer harus merogoh kocek lebih dalam dibanding membeli
kedua konsol tadi.
Smith menyimpulkan, mungkin di masa mendatang teknologi konsol dan PC ini bisa disatukan, dengan melakukan streaming game PC ke TV. Namun hal itu masih akan lama terwujud.
Hingga saat itu terwujud, teknologi konsol juga telah berubah. PS4
dan Xbox One akan memiliki umur setidaknya satu dekade lagi, dan dunia
PC mungkin sudah mengakrabi tekcologi Cloud Computing.
PS4 dan Xbox One mungkin sudah tidak relevan lagi berada di jaman
dimana data bisa disimpan dan diunduh dari perangkat mana saja, dari
mana saja. "Satu dekade dari sekarang, mungkin semua akan menjadi gamer
PC," pungkasnya.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar