Ada yang aneh dalam peta Bumi yang dirilis Badan Antariksa
Amerika Serikat (NASA) tahun lalu. Di tengah Samudra Atlantik, dekat perairan
Amerika Selatan, terlihat kumpulan cahaya berwarna kuning -- yang terpantau
dari luar angkasa.
Mereka yang berpikiran imajinatif langsung berspekulasi, apalagi penampakan itu ada di wilayah yang tak dihuni. Di antaranya menduga, titik-titik cahaya tersebut adalah makhluk bawah air bercahaya yang perlahan menuju pantai dan akan mengakhiri semua manusia. Spekulasi lain, itu UFO bawah laut.
Namun, apa yang diungkapkan para ahli NASA lebih mengejutkan. Ternyata jawabannya sangat sederhana.
"Tak ada pemukiman di sana, tak ada api atau sumur gas," jelas NASA seperti
dimuat Daily Mail, 25 Oktober 2013. "Namun, di sana ada banyak sekali
perahu nelayan." Perahu-perahu itu saling berdekatan.
Cahaya aneh itu terpantau Visible Infrared Imaging Radiometer Suite, sebuah program pada satelit Suomi NPP
Pertanyaannya, kok bisa lampu yang digunakan nelayan sampai terlihat dari luar angkasa?
NASA lalu menjelaskan mengapa para nelayan membawa lampu terkuat mereka ke Samudra Atlantik. Mereka memburu memburu Illex argentinus, spesies cumi-cumi pendek bersirip.
Cumi itu kerap ditemukan di lokasi yang berjarak puluhan
sampai ratusan kilometer lepas pantai sekitar Rio de Janeiro ke Tierra del
Fuego.
Cumi-cumi itu hidup 80-600 meter di bawah permukaan laut, mengonsumsi udang, kepiting, dan ikan.
"Sebaliknya, Illex dikonsumsi oleh ikan besar, ikan paus, anjing laut, burung laut, penguin ... dan manusia," kata NASA.
Para ilmuwan kali pertama menjumpai lampu-lampu itu di lautan di akhir 1970-an dan di awal 1980-an, saat mengompilasi peta Bumi di malam hari untuk kali pertamanya.
Untuk menarik plankton dan ikan yang jadi makanan cumi ke permukaan air, maka digunakanlah lampu superkuat -- yang menghasilkan sebanyak 300 kilowatt cahaya per kapal nelayan.
Cumi-cumi itu hidup 80-600 meter di bawah permukaan laut, mengonsumsi udang, kepiting, dan ikan.
"Sebaliknya, Illex dikonsumsi oleh ikan besar, ikan paus, anjing laut, burung laut, penguin ... dan manusia," kata NASA.
Para ilmuwan kali pertama menjumpai lampu-lampu itu di lautan di akhir 1970-an dan di awal 1980-an, saat mengompilasi peta Bumi di malam hari untuk kali pertamanya.
Untuk menarik plankton dan ikan yang jadi makanan cumi ke permukaan air, maka digunakanlah lampu superkuat -- yang menghasilkan sebanyak 300 kilowatt cahaya per kapal nelayan.
Cumi akan mengikuti mangsanya ke permukaan, memudahkan
nelayan untuk menangkap mereka dalam jumlah melimpah.
Di Atlantik Selatan, warga Argentina dan Falklands memiliki hak eksklusif untuk menangkap ikan dan mahluk laut lain sampai 200 mil dari garis pantai. Namun keberadaan cumi-cumi itu juga menarik kapal lain di laut bebas.
Di Atlantik Selatan, warga Argentina dan Falklands memiliki hak eksklusif untuk menangkap ikan dan mahluk laut lain sampai 200 mil dari garis pantai. Namun keberadaan cumi-cumi itu juga menarik kapal lain di laut bebas.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar