Setelah Amerika Serikat, giliran Rusia yang dituduh menyadap komunikasi
pemimpin dan delegasi peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang
berlangsung 5-6 September lalu. Badan Intelijen Rusia (FSB) diduga
memasang alat sadap di souvenir yang diberikan kepada delegasi KTT itu,
secara
diam-diam.
Menurut laman Telegraph edisi Rabu 30 Oktober 2013, informasi itu ditulis dua koran Italia La Stampa dan Corriere della Sera.
Kedua harian tersebut menyebut hadiah yang diterima oleh para delegasi
berupa USB dan alat pengisi baterai ponsel (charger) secara diam-diam
mampu menyadap komunikasi surat elektronik, pesan pendek dan panggilan
telepon.
Bahkan di dalam USB tersebut memuat sebuah program
virus Trojan yang diduga dapat menyadap semua dokumen yang berada di
dalam komputer seseorang.
Perdana Menteri Inggris David Cameron,
melalui juru bicaranya, mengaku tidak menerima hadiah tersebut. Tetapi
juru bicara tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa para pejabat yang
tergabung dalam delegasi Inggris telah menerima kedua benda itu.
"Setahu
saya, Perdana Menteri tidak menerima sebuah USB, karena saya pikir itu
hadiah yang diberikan untuk para delegasi dan bukan untuk pemimpin,"
kata juru bicara resmi PM Inggris.
Saat ditanya apa staf kantor
PM turut menerimanya, juru bicara tersebut kembali menegaskan bahwa USB
adalah bagian dari hadiah untuk para delegasi.
Sejak bulan lalu,
kecurigaan soal aksi spionase Pemerintah Rusia saat KTT G20 sudah
muncul setelah Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy meminta stafnya
memeriksa souvenir itu. Begitu menerima kedua hadiah tersebut, Rompuy
lantas memerintahkan para ahli untuk memeriksanya di Brussel.
Pemeriksaan juga dilakukan oleh Badan Intelijen Jerman.
Menurut
harian Italia tersebut, sebuah memo kemudian dikeluarkan kepada
negara-negara anggota G20. "USB dan alat pengisi baterai ponsel dapat
digunakan untuk merekam secara diam-diam data di komputer dan ponsel,"
tulis harian Italia soal memo itu.
Bahkan harian La Stampa
menyebut kedua alat elektronik itu merupakan hadiah beracun yang
diberikan Presiden Vladimir Putin. "Mereka memuat virus Trojan yang
dirancang untuk memperoleh informasi dari komputer dan ponsel," tulis
koran tersebut.
Begitu berita ini menyeruak ke publik, sebuah
investigasi pun dilakukan untuk meneliti kebenaran soal tuduhan aksi
spionase yang dilakukan Rusia. Tidak diketahui apakah para delegasi
telah diberikan perangkat khusus untuk menangkal aksi spionase.
Namun
seorang sumber di Brussel mengaku heran pada tuduhan itu. Dia yakin
atas keamanan peralatan yang dimiliki delegasi dari Uni Eropa. Termasuk
saat mereka menghadiri KTT G20 di Saint Petersburg.
Bahkan
seorang diplomat mengatakan, terlalu naif apabila para diplomat langsung
menggunakan USB yang diberikan secara gratis dengan mencolokkannya ke
komputer mereka. Mereka sangat waspada dalam melindungi kerahasiaan dan
keamanan dokumen yang mereka bawa. Dia mengatakan para diplomat sudah
terlatih untuk tak menggunakan peralatan elektronik yang tidak dijamin
keamanannya, apalagi diberikan secara gratis.
Sementara juru
bicara Presiden Putin, Dmitry Peskov membantah pemberitaan yang menyebut
FSB telah memata-matai delegasi KTT G20. Peskov juga menuduh kedua
harian Italia itu sengaja menyebarkan cerita bohong sebagai upaya
pengalihan isu. Sebab, saat ini isu yang berkembang menyangkut Badan
Intelijen AS yang menyadap Kanselir Angela Merkel dan pemimpin negara
Eropa lainnya, yang notabene sekutu AS.
"Ini benar-benar laporan
yang sangat lucu. Pertama, mereka membuat berita tersebut tanpa
mengutip sumber dari mana pun. Ini merupakan tindakan yang berani untuk
mengubah fokus perhatian dari masalah yang sesungguhnya antara
Washington dengan pemimpin negara Eropa. Ini merupakan contoh klasik
yang kerap terjadi," ujar Preskov memberikan klarifikasi kepada
Telegraph pada Selasa kemarin.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar