Kamis, 31 Oktober 2013

Rusia Pasang Alat Sadap di Souvenir Delegasi KTT G20?

Setelah Amerika Serikat, giliran Rusia yang dituduh menyadap komunikasi pemimpin dan delegasi peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang berlangsung 5-6 September lalu. Badan Intelijen Rusia (FSB) diduga memasang alat sadap di souvenir yang diberikan kepada delegasi KTT itu, secara
diam-diam.

Menurut laman Telegraph edisi Rabu 30 Oktober 2013, informasi itu ditulis dua koran Italia La Stampa dan Corriere della Sera. Kedua harian tersebut menyebut hadiah yang diterima oleh para delegasi berupa USB dan alat pengisi baterai ponsel (charger) secara diam-diam mampu menyadap komunikasi surat elektronik, pesan pendek dan panggilan telepon.

Bahkan di dalam USB tersebut memuat sebuah program virus Trojan yang diduga dapat menyadap semua dokumen yang berada di dalam komputer seseorang.

Perdana Menteri Inggris David Cameron, melalui juru bicaranya, mengaku tidak menerima hadiah tersebut. Tetapi juru bicara tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa para pejabat yang tergabung dalam delegasi Inggris telah menerima kedua benda itu.

"Setahu saya, Perdana Menteri tidak menerima sebuah USB, karena saya pikir itu hadiah yang diberikan untuk para delegasi dan bukan untuk pemimpin," kata juru bicara resmi PM Inggris.

Saat ditanya apa staf kantor PM turut menerimanya, juru bicara tersebut kembali menegaskan bahwa USB adalah bagian dari hadiah untuk para delegasi.

Sejak bulan lalu, kecurigaan soal aksi spionase Pemerintah Rusia saat KTT G20 sudah muncul setelah Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy meminta stafnya memeriksa souvenir itu. Begitu menerima kedua hadiah tersebut, Rompuy lantas memerintahkan para ahli untuk memeriksanya di Brussel. Pemeriksaan juga dilakukan oleh Badan Intelijen Jerman.

Menurut harian Italia tersebut, sebuah memo kemudian dikeluarkan kepada negara-negara anggota G20. "USB dan alat pengisi baterai ponsel dapat digunakan untuk merekam secara diam-diam data di komputer dan ponsel," tulis harian Italia soal memo itu.

Bahkan harian La Stampa menyebut kedua alat elektronik itu merupakan hadiah beracun yang diberikan Presiden Vladimir Putin.  "Mereka memuat virus Trojan yang dirancang untuk memperoleh informasi dari komputer dan ponsel," tulis koran tersebut.

Begitu berita ini menyeruak ke publik, sebuah investigasi pun dilakukan untuk meneliti kebenaran soal tuduhan aksi spionase yang dilakukan Rusia. Tidak diketahui apakah para delegasi telah diberikan perangkat khusus untuk menangkal aksi spionase.

Namun seorang sumber di Brussel mengaku heran pada tuduhan itu. Dia yakin atas keamanan peralatan yang dimiliki delegasi dari Uni Eropa. Termasuk saat mereka menghadiri KTT G20 di Saint Petersburg.

Bahkan seorang diplomat mengatakan, terlalu naif apabila para diplomat langsung menggunakan USB yang diberikan secara gratis dengan mencolokkannya ke komputer mereka. Mereka sangat waspada dalam melindungi kerahasiaan dan keamanan dokumen yang mereka bawa. Dia mengatakan para diplomat sudah terlatih untuk tak menggunakan peralatan elektronik yang tidak dijamin keamanannya, apalagi diberikan secara gratis.

Sementara juru bicara Presiden Putin, Dmitry Peskov membantah pemberitaan yang menyebut FSB telah memata-matai delegasi KTT G20. Peskov juga menuduh kedua harian Italia itu sengaja menyebarkan cerita bohong sebagai upaya pengalihan isu. Sebab, saat ini isu yang berkembang menyangkut Badan Intelijen AS yang menyadap Kanselir Angela Merkel dan pemimpin negara Eropa lainnya, yang notabene sekutu AS.

"Ini benar-benar laporan yang sangat lucu. Pertama, mereka membuat berita tersebut tanpa mengutip sumber dari mana pun. Ini merupakan tindakan yang berani untuk mengubah fokus perhatian dari masalah yang sesungguhnya antara Washington dengan pemimpin negara Eropa. Ini merupakan contoh klasik yang kerap terjadi," ujar Preskov memberikan klarifikasi kepada Telegraph pada Selasa kemarin.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar