Senin, 11 November 2013

Anonymous vs Anonymous, cyberwar yang seharusnya tidak terjadi

Serangan ke situs-situs Australia oleh hacker gabungan dari Indonesia masih berlanjut walau tidak segencar beberapa hari lalu. Apakah ini adalah salah satu upaya Amerika Serikat memecah belah Anonymous?


Sejak Edward Snowden mengungkapkan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat melalui salah satu badan nasional mereka, National Security Agency (NSA) dan program PRISM-nya, banyak negara sekaligus pihak Anonymous merasa jengah.

Aksi yang dilakukan oleh NSA tersebut seakan memutarbalikkan segala hal tentang aksi penyadapan yang mereka 'halalkan' sendiri dengan alasan ingin memerangi teroris dan tindak kejahatan yang ada di dunia.

Beberapa hari lalu, tensi antara Indonesia dan Australia meninggi karena ada pemberitaan yang mengatakan bahwa pemerintah Australia melalui badan rahasianya melakukan aksi mata-mata terhadap Indonesia.

Aksi mata-mata tersebut juga merupakan lanjutan dari 'perintah' Amerika Serikat dengan NSA-nya terhadap negara aliansi mereka untuk melakukan penyadapan terhadap negara-negara lain.

Tentu saja, hal tersebut membuat pihak Indonesia, khususnya para peretas Nusantara menjadi geram. Protes dan seruan untuk menghentikan aksi penyadapan telah dikirimkan kepada pihak Australia.

Namun, ada kabar lain mengatakan bahwa Australia tetap melakukan aksi tersebut tanpa mengindahkan seruan untuk menghentikan aksi tapping atau mata-mata terhadap Indonesia.

Alhasil, para peretas dari Indonesia secara serentak melakukan serangan secara membabi-buta terhadap situs-situs dengan domain Australia. Tidak pandang bulu, banyak website milik Australia baik yang pribadi sampai dengan yang dimiliki perusahaan besar dan kecil di negara Kangguru tersebut rontok satu demi satu.

Tercatat lebih dari 100 website dilumpuhkan dalam aksi yang dilancarkan oleh hacker gabungan Indonesia ke Australia.

Tidak seberapa lama, pihak Anonymous Australia mengirimkan permintaan dan saran sekaligus ancaman pertama kepada para hacker dan Anonymous Indonesia melalui sebuah rekaman video yang mereka unggah ke YouTube.

Dalam video tersebut menyatakan agar pihak Indonesia menghentikan serangan terhadap situs-situs publik milik warga Australia. Mereka juga berjanji akan membantu pihak Indonesia untuk ikut menyerang website-website pemerintah mereka sendiri.





Namun, di akhir video, pihak Anonymous Australia juga menyisipkan ancaman bahwa apabila para hacker gabungan dari Indonesia masih melakukan serangan secara frontal, mereka tidak segan akan melakukan serangan balik dengan dukungan afiliasinya.

Nampaknya apa yang telah dikirimkan Anonymous Australia tidak begitu digubris oleh pihak Indonesia dengan tetap melancarkan serangan membabi-buta. Anonymous Australia kembali mengirimkan pesan dan ancaman final terhadap Indonesia agar menghentikan serangan.

Tentu saja, dari hal ini ada satu benang merah yang dapat ditarik yaitu apabila kedua belah pihak tidak dapat menahan diri dan mencoba berunding, maka akan terjadi perang cyber antara hacker atau juga Anonymous Indonesia dengan Anonymous Australia.

Siapa yang tertawa dengan terjadinya keregangan hubungan antarsesama Anonymous?

Dari sebuah laman fanspage di Facebook bernama Anonymous menuliskan bahwa ada kemungkinan dua kelompok Anonymous dari beda negara dapat saja saling serang dan bertempur karena sesuatu yang sebenarnya dapat dihindari karena pada dasarnya siapa saja yang berada di bawah bendera Anonymous adalah saudara.

The Register (09/11), juga mengutip pernyataan dari Anonymous Australia yang mengatakan, "Apa yang harus dibuktikan? Kita tidak menginginkan cyber war pecah dengan Anda, apakah Anda juga menginginkannya?"

Tentu saja, ada pihak tertentu yang sengaja memancing di air keruh dengan memanfaatkan popularitas Anonymous serta sengaja mengadu domba dua kelompok dari Australia dan Indonesia.

Sekadar pemikiran, hacktivist Anonymous tersebar hampir di seluruh negara di dunia. Kelompok peretas satu ini tidak dapat diidentifikasi keberadaan serta siapa saja yang ada di dalamnya.

Bahkan pihak pemerintah Singapura, beberapa waktu lalu, juga mengadakan voting dalam sebuah rapat parlemen untuk memburu para Anonymous khususnya yang ada di negara mereka.

Pada intinya, Anonymous adalah kelompok peretas yang memiliki nama kuat dan cukup diperhitungkan oleh pihak-pihak yang tidak pro terhadap publik. Oleh karenanya, akan ada saja cara untuk melumpuhkan kelompok ini dari dalam apabila serangan dari luar tidak berhasil dilakukan.

[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar