Laporan yang dibocorkan Edward Snowden menyebutkan bahwa Australia pada 2009 lalu menyadap komunikasi ponsel Presiden SBY dan sejumlah pejabat kenegaraan. Yang mengejutkan, ternyata ibu negara, Ani Yudhoyono, pun masuk dalam daftar penyadapan tersebut.
Padahal, Ibu Ani sendiri meskipun merupakan istri presiden, bukanlah
pengambil kebijakan di sistem pemerintahan Indonesia. Lantas, apa tujuan
Australia menyadap perempuan dengan nama asli Kristiani Herawati
tersebut?
Dilansir Sydney Morning Herald (21/11), Tim Lindsey, profesor hukum
dari Pusat Hukum Indonesia, Islam dan Masyarakat, menyatakan bahwa
penyadapan terhadap Ani Yudhoyono
menandakan ada hal penting yang ingin diketahui pemerintah Australia.
Entah apa itu, sepertinya Australia juga ingin tahu lebih dalam mengenai
sang istri presiden Indonesia.
"Presiden SBY
dikenal memiliki rasa sensitif terhadap privasi keluarganya. Dia
seringkali bereaksi keras menanggapi setiap tuduhan yang melibatkan
keluarganya, terutama istrinya," kata Lindsey.
Ibu Ani sendiri belakangan juga menunjukkan tendensi yang sama guna
melindungi keluarganya dari pendapat miring pihak luar. Saat ditanyai
mengenai hobi Ibas pakai lengan panjang misalnya, Ani Yudhoyono menanggapi pertanyaan tersebut dengan serius.
Pada 2007 sendiri, WikiLeaks menyatakan bahwa Ibu Ani memiliki peran
penting dalam pemerintahan suaminya. Bahkan, WikiLeaks menyebut Ani
sebagai kepala kabinet di pemerintahan Presiden SBY karena memiliki pengaruh dalam lahirnya berbagai kebijakan pemerintahan di Indonesia.
Hingga saat ini sendiri memang belum jelas apa tujuan Australia
menyadap perempuan nomor satu Indonesia tersebut. Hal ini pun masih
menjadi misteri sampai saat ini.
"Kan kadang-kadang isu semacam ini digunakan sebagai alasan untuk isu
dan keamanan dan kedaulatan nasional Australia. Apa manfaat dan
relevansi penyadapan Presiden dan ibu negara untuk alasan keamanan
nasional?" kata Marty Natalegawa, Menlu RI di Kantor Kemenlu di Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (18/11).
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar