Presiden SBY secara resmi membuka Forum Bali Demokrasi (BDF) ke-6 di
Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) pagi tadi waktu setempat. Di
hadapan delegasi dari 86 negara, SBY berbagi pengalaman cara Indonesia
mempertahankan sistem demokrasinya.
Menurut dia, ada empat tips
berharga agar sistem demokrasi sebuah negara berjalan dengan harmonis.
Pertama, Pemerintah harus menjamin hak konstitusional bagi semua warga
negara.
"Hak ini termasuk kebebasan beragama, mengutarakan
pendapat, setara di mata hukum, tidak ada diskriminasi, melindungi kaum
minoritas dan proses hukum yang berimbang," ungkap SBY.
Indonesia,
lanjut SBY, telah memberikan makna dan landasan terhadap hukum dan
regulasi dalam penegakkan hak-hak itu. "Kami juga terus mempromosikan
sebuah budaya hormat terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), kebebasan
terhadap pers dan partisipasi dalam masyarakat sipil sosial," imbuhnya.
Tips
kedua, kata SBY, penegakkan supremasi hukum harus selalu ditegakkan.
"Hak dasar dan fundamental seorang individu sebagaimana yang tercantum
dalam konstitusi, Undang-Undang dan peraturan lain yang relevan, harus
dihormati," kata dia.
Hak yang dihormati, lanjut SBY, tidak saja
yang berasal dari kaum mayoritas, namun hak kaum minoritas pun juga
perlu untuk dilindungi.
Tips ketiga, Pemerintah suatu negara,
kata SBY harus melibatkan peran rakyat dalam pengambilan sebuah
kebijakan. Apalagi jika kebijakan itu turut mempengaruhi kehidupan
mereka. "Kita semua harus menciptakan sebuaah lingkungan di mana setiap
individu dapat merasakan keterlibatan dari hasil kebijakan yang sudah
dibuat," ujar SBY.
Dalam hal ini, SBY mencontohkan sistem
pemerintahan desentralisasi yang berada di daerah. Cara ini dinilai
ampuh, karena berhasil mengakhiri masa tiga dekade pemberontakan
separatis di Provinsi DI Aceh.
"Cara ini juga terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan bagi warga di Provinsi Papua dan Papua Barat," kata dia.
Tips
keempat, adanya interaksi antar komunal yang harus terus dipromosikan.
Hal ini untuk meningkatkan rasa saling pengertian, toleransi dan kohesi
sosial.
SBY turut menyebut sistem multi partai di Indonesia,
turut memberikan tantangan dan kesempatan dalam upaya mempertahankan
konsolidasi demokrasi di dalam negeri. Dia tidak membantah bahwa sistem
politik di Indonesia kerap dikeluhkan karena terlalu kompleks dan
melalui proses yang panjang.
"Namun saya yakin, rakyat Indonesia
diuntungkan dari adanya perdebatan dan dialog di antara partai politik
tersebut. Indonesia pun terus belajar untuk maju dengan sistem demokrasi
multi partai demi kepentingan nasional kita semua," tuturnya.
Selain
dibuka oleh Presiden SBY, acara yang berlangsung hingga tanggal 8
November itu, turut dihadiri oleh Pemimpin Brunei Sultan Hassanal
Bolkiah dan Perdana Menteri Timor Timur Xanana Gusmao. Dalam
penyelenggaraan tahun ini, Indonesia mengambil tema Mengkonsolidasikan
Demokrasi Dalam Masyarakat yang Plural.
Tujuannya untuk mendorong pemajuan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.
Dalam
penyelenggaraan BDF tahun ini, format acara dikembalikan kepada konsep
semula, yakni pertemuan dilakukan di tingkat Menteri dengan
pengecualiaan beberapa Kepala Negara yang bersedia hadir.
Sementara
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, menekankan pentingnya sebuah
organisasi bernama Institut untuk Perdamaiaan dan Demokrasi (IPD).
Institut
ini berada di dalam Universitas Udayana. Beberapa negara seperti
Myanmar, Tunisia dan Mesir telah menggunakan forum dialog yang
diselenggarakan IPD untuk bertukar pandangan mengenai sistem demokrasi
di masing-masing negara.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar