Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, ikut mengecam keras aksi
penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat dan Australia. Pernyataan
keras itu disampaikan saat memberikan sambutan dalam pembukaan Bali
Democracy Forum (BDF) di Nusa Dua, Bali, Kamis, 7 November
2013.
Xanana
menilai penyadapan yang dilakukan kedua negara itu sudah bergeser dari
nilai-nilai demokrasi. "Penyadapan bergeser dari nilai-nilai demokrasi.
Mereka menggunakan sarana komunikasi dengan salah," kecam Xanana di
hadapan para pemimpin negara yang hadir dalam BDF forum.
Selain
mengkritisi soal penyadapan, Xanana juga menyinggung soal investasi
negara asing yang lebih menekankan keuntungan ekonomis. Menurut dia,
negara-negara asing lebih menekankan nilai investasi ketimbang sosial
investasi. Menurutnya, kemiskinan dan kekerasan yang terjadi di Afrika
tidak lepas dari peran dan kontribusi negara-negara barat.
"Saya tidak mendukung invansi ke Irak. Investasi value itu
menghancurkan negara-negara miskin. Sebagai negara Asia, kita harus
bisa melampaui semua itu, melakukan yang terbaik buat negara-negara di
kawasan ini. Sebagai contoh, Timor Leste saja yang negara miskin tetapi
masih bisa membantu US$6 juta ke Ginibia, Afrika," kata Xanana.
Xanana
mengajak negara-negara di Asia Pasifik, negara-negara yang tergabung
dalam BDF untuk menciptakan politik global yang santun. "Kita harus
menciptakan politik global yang santun. ASEAN harus bisa menciptakan hal
ini. Masing-masing negara harus melindungi minoritas, memperkuat
stabilitas ekonomi, politik di kawasan ASEAN," katanya.
Pada
kesempatan itu, Xanana juga memberi pujian kepada Presiden SBY karena
Indonesia sebagai negara yang memajukan demokrasi. Baginya, forum BDF
sangat penting dan selama enam tahun berturut-turut dia mengaku selalu
datang dan memberikan berbagai pandangan pada forum ini.
"SBY juga adalah bagian penting dari BDF dan terutama bagi hubungan bilateral antara Timor Leste dengan Indonesia," ujarnya.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar