Sabtu, 16 November 2013

Eksistensi radio berita di tengah era digital

Zaman dulu siaran radio berita sangat dibutuhkan masyarakat. Siaran radio berita menjadi sarana informasi untuk mengetahui apa yang terjadi di luar sana.

Siaran radio berita juga berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Dengan adanya siaran radio, golongan muda saat itu tahu Jepang telah menyerah kepada sekutu. Golongan muda pun mendesak kepada golongan tua termasuk Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Masyarakat tahu Indonesia telah merdeka melalui radio. Sejak itu, siaran radio berita sangat ditunggu-tunggu, dan menjadi wajib dimiliki di setiap rumah tangga.

Namun di era serba digital ini, siaran radio seolah tenggelam. Banyak media online bermunculan mengalahkan eksistensi radio berita.

Bagaimana nasib radio saat ini? Apakah masih dibutuhkan?

Salah satu reporter dari Radio Republik Indonesia (RRI), Syarief Hasan Salampessy (30) menyadari bahwa di era digital sekarang ini radio berita sedikit kehilangan tren. Masyarakat kini lebih memilih mencari informasi melalui media online dan televisi.

"Radio berita tidak mengurangi fungsi dan perannya dalam memberikan informasi kepada khalayak. Di tengah menjamurnya media online, dan televisi dewasa ini, radio berita masih saja terus eksis. Namun memang kita menyadari bahwa di era digital saat ini radio berita sedikit kehilangan tren, karena orang lebih memilih media online dan televisi sebagai sarana untuk memperoleh informasi," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (16/11).

Namun, pria yang telah bekerja selama 5 tahun ini, masih optimis radio berita tetap diminati oleh sebagian masyarakat. Seperti masyarakat di perkampungan dan generasi tua, menurut Syarief, masih memilih media radio sebagai sumber informasi.

"Di sisi lain, radio masih menjadi media yang populer bagi sebagian masyarakat kita yang tinggal di perkampungan, dan daerah perbatasan, yang notabene mereka belum memiliki sarana teknologi yang memadai, sehingga mereka hanya bisa mendengar radio, entah sebagai sarana hiburan ataupun informasi. Akan tetapi bagi masyarakat perkotaan radio sudah dianggap usang," jelasnya.

Syarief menambahkan agar radio berita bisa tetap eksis, maka radio tersebut harus bisa memanfaatkan di era serba digital ini.

"Untuk menjaga agar radio bisa tumbuh dan tidak kehilangan segmen pendengar, maka radio harus bisa mengambangkan diri dengan memanfaatkan era digital ini. Misalnya salah satunya dengan membuat radio streaming, nah untuk yang satu ini RRI sudah memulai itu," pungkasnya.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar