Zaman dulu siaran radio berita sangat dibutuhkan masyarakat. Siaran
radio berita menjadi sarana informasi untuk mengetahui apa yang terjadi
di luar sana.
Siaran radio berita juga berjasa dalam kemerdekaan
Indonesia. Dengan adanya siaran radio, golongan muda saat itu tahu
Jepang telah menyerah kepada sekutu. Golongan muda pun mendesak kepada
golongan tua termasuk Soekarno untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan.
Masyarakat tahu Indonesia telah merdeka melalui
radio. Sejak itu, siaran radio berita sangat ditunggu-tunggu, dan
menjadi wajib dimiliki di setiap rumah tangga.
Namun di era serba
digital ini, siaran radio seolah tenggelam. Banyak media online
bermunculan mengalahkan eksistensi radio berita.
Bagaimana nasib radio saat ini? Apakah masih dibutuhkan?
Salah
satu reporter dari Radio Republik Indonesia (RRI), Syarief Hasan
Salampessy (30) menyadari bahwa di era digital sekarang ini radio berita
sedikit kehilangan tren. Masyarakat kini lebih memilih mencari
informasi melalui media online dan televisi.
"Radio berita tidak
mengurangi fungsi dan perannya dalam memberikan informasi kepada
khalayak. Di tengah menjamurnya media online, dan televisi dewasa ini,
radio berita masih saja terus eksis. Namun memang kita menyadari bahwa
di era digital saat ini radio berita sedikit kehilangan tren, karena
orang lebih memilih media online dan televisi sebagai sarana untuk
memperoleh informasi," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Sabtu
(16/11).
Namun, pria yang telah bekerja selama 5 tahun ini, masih
optimis radio berita tetap diminati oleh sebagian masyarakat. Seperti
masyarakat di perkampungan dan generasi tua, menurut Syarief, masih
memilih media radio sebagai sumber informasi.
"Di sisi lain,
radio masih menjadi media yang populer bagi sebagian masyarakat kita
yang tinggal di perkampungan, dan daerah perbatasan, yang notabene
mereka belum memiliki sarana teknologi yang memadai, sehingga mereka
hanya bisa mendengar radio, entah sebagai sarana hiburan ataupun
informasi. Akan tetapi bagi masyarakat perkotaan radio sudah dianggap
usang," jelasnya.
Syarief menambahkan agar radio berita bisa tetap eksis, maka radio tersebut harus bisa memanfaatkan di era serba digital ini.
"Untuk
menjaga agar radio bisa tumbuh dan tidak kehilangan segmen pendengar,
maka radio harus bisa mengambangkan diri dengan memanfaatkan era digital
ini. Misalnya salah satunya dengan membuat radio streaming, nah untuk
yang satu ini RRI sudah memulai itu," pungkasnya.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar