Kamis, 07 November 2013

Istana: Indonesia Tak Bisa Terima Aksi Penyadapan

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono melalui juru bicaranya Julian Aldrin Pasha, Jumat 8 November 2013, menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa menerima aksi penyadapan yang dikabarkan dilakukan oleh Australia dan Amerika Serikat, terhadap sejumlah pejabat Indonesia.


“Selama ini hubungan bilateral kami selalu kondusif, baik, dan saling percaya. Kalau benar ada tindakan (penyadapan) seperti itu, kami sangat tak bisa menerimanya. Pemerintah mengecam hal ini. Sikap kami tegas,” kata Julian kepada VIVAnews.

Menurutnya, pernyataan yang dikeluarkan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa selama ini juga merupakan sikap resmi pemerintah. Marty Kamis kemarin mengancam akan mengevaluasi kerjasama di bidang informasi dan intelijen dengan Australia dan Amerika Serikat, menyusul dugaan penyadapan terhadap oleh kedua negara itu.

“Kami tentu harus mengkaji bagaimana ke depannya kerjasama dengan negara-negara yang tidak bisa memberikan konfirmasi apakah aksi penyadapan seperti ini benar dilakukan (atau tidak),” kata Marty di sela-sela Bali Democracy Forum VI di Nusa Dua, Bali. Pernyataan Marty ini mencerminkan kekesalan pemerintah Indonesia yang selama ini tidak mendapat jawaban memuaskan dari kedua negara.

Marty mengatakan, isu penyadapan ini telah ditanyakan ke negara-negara terkait dalam berbagai kesempatan. “Tapi jawaban mereka tetap sama, bahwa mereka tidak bisa mengkonfirmasi atau menyangkal pemberitaan tersebut,” kata dia.

Hari ini, Menteri Pertahanan Australia David Johnston dijadwalkan akan menggelar konferensi pers bersama Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro untuk mengklarifikasi isu penyadapan yang mengancam hubungan bilateral kedua negara.

Johnston tiba di Indonesia Kamis kemarin, dan semalam telah menggelar pertemuan dengan Purnomo. “Saya sudah minta kepada mereka (pihak Australia) agar Jumat pagi menggelar konferensi pers terbuka supaya publik Indonesia tahu apa yang sebenarnya terjadi,” kata Purnomo.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman juga direncanakan bertemu dengan perwakilan Amerika Serikat untuk membahas isu penyadapan ini. “Tidak boleh ada tindakan yang mengingkari atau tidak selaras dengan semangat persahabatan antarnegara. Ini yang perlu kami tegaskan,” ujar Marty.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar