Jumat, 01 November 2013

Isu Disadap AS, Intelijen Indonesia Harus Berbenah

Anggota Komisi I DPR Hayono Isman meminta agar intelijen lebih diperkuat lagi setelah kemungkinan adanya penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat (AS). Ia menyesalkan, jika hal ini benar adanya. Penyadapan AS terhadap Indonesia, dinilai bisa mengganggu hubungan bilateral.


Peserta konvensi capres Partai Demokrat ini berharap intelijen di Indonesia bisa berbenah diri, agar hal serupa tidak terjadi.

"Mari kita pahami, semua negara melakukan kegiatan mematai, bukan hanya Amerika. Bahkan, Amerika sendiri sering kebobolan. Sesama negara sahabat kok saling mematai," katanya, Jumat 1 November 2013.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era 1993-1998 ini menambahkan, pemerintah harus lebih teliti dan memperkuat intelijen, agar Indonesia terhidar dari aksi penyadapan.

Badan Intelijen Negara masih melakukan pendalaman terhadap kemungkinan penyadapan Amerika Serikat. Kepala BIN Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, menyatakan sedang melakukan pendalaman informasi tersebut dengan meminta penjelasan "counterpart" Amerika Serikat di Jakarta.

BIN juga sedang mencari bukti dari berbagai sumber lainnya. Karena informasi dari sumber terbuka harus dicek ulang dengan sumber lainnya, sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran mengenai ada tidaknya penyadapan.

Menurut dia, BIN mendukung kebijakan yang dilakukan Kementerian Luar Negeri dengan memanggil KUAI (Kuasa Usaha Ad Interim) Kedubes Amerika Serikat di Jakarta untuk memperoleh klarifikasi resmi.

Marciano Norman menambahkan, bila terbukti AS melakukan penyadapan, hal itu merupakan pelanggaran terhadap etika diplomasi dan kedaulatan Indonesia.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar