Untuk memudahkan proses transkip itu, dilansir Jurnalism.co.uk, Jumat 29 November 2013, seorang jurnalis majalah Web & PHP, Elliot Bentley menciptakan aplikasi berbasis browser yang disebut 'oTranscribe'.
Aplikasi yang memiliki audip player dan pengedit teks itu memungkinkan pengguna mengunggah audio dan memudahkan penerjemahan dalam satu tampilan antarmuka.
Asyiknya, pengguna juga bisa menggunakan bagian keyboard sebagai jalan pintas untuk memainkan, menghentikan, menambah tanda waktu rekaman (time stamp), bahkan memperlambat dan mempercepat rekaman.
Manfaat lain aplikasi ini, pengguna tak perlu khawatir kehilangan teks saat mentranskip. Sebab, aplikasi ini mampu menyimpan file secara otomatis. Jika jika tiba-tiba kehilangan akses Internet atau tak sengaja menutup browser, teks tidak akan hilang.
Bentley menciptakan aplikasi pembantu penerjemahan ini dengan alasan meringankan pekerjaannya dan juga rekan seprofesinya.
Secara resmi, ia meluncurkan aplikasi ini kemarin dalam forum Hacks/Hackers London, sebuah wadah temu bagi kalangan jurnalis dan ahli teknologi. Bentley mendapat panggung untuk menjelaskan oTranscibe dan menjelaskan cara kerjanya.
Perlu dicatat, aplikasi ini bukan merupakan aplikasi penerjemahan otomatis yang berbasis pengenalan suara. Sebagaimana dijelaskan Bentley, teknologi ini belum memungkinkan menerjemahkan suara dengan akurat.
Aplikasi baru ini juga tergabung dengan Transcribe, aplikasi berbasis Web lain yang punya fungsi sama. Awalnya, Transcribe merupakan aplikasi gratis, namun saat ini berbiaya US$20 (setara Rp238.000) per tahun.
Tak seperti aplikasi besutan Bentley, Transcribe mampu memutar ulang audio secara otomatis dalam hitungan detik guna mendukung penerjemahan. Transcribe juga memiliki fitur lain seperti pengenalan suara dan aplikasi iOS.
Bentley membesut aplikasi ini kurang dari sehari, 15-20 jam. Ia memastikan aplikasi ini tetap akan gratis, namun nantinya akan ada fitur premium yang berbayar.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar