Perdana Menteri Australia Tony Abbott sedari awal menolak meminta maaf
atas terbongkarnya penyadapan terhadap Indonesia. Sikap ini sepertinya
akan terus dipertahankan Abbott walaupun menghadapi tekanan Indonesia.
Hal
ini disampaikan peneliti dari Lowy Institute Australia, Dave McRae,
saat ditemui wartawan di Universitas Indonesia, Depok, Selasa 26
November 2013. Dave mengatakan, kecil kemungkinannya Abbott akan
menyatakan permintaan maafnya.
"Karena dari awal tidak mau minta maaf, kemungkinan akan adanya permintaan maaf sangat kecil," kata Dave.
Dia
menambahkan, isu ini bukan hanya sekedar permintaan maaf. Perlu adanya
pemahaman yang sama dari kedua negara. "Karena walau bagaimanapun kedua
negara ini perlu menjalin kerjasama jangka panjang. Semua harus
berkepala dingin dalam menghadapi masalah ini," kata Dave.
Kendati
enggan berkomentar lebih banyak terkait isu ini, namun Dave optimistis
kedua negara akan kembali harmonis. Hal ini didasari rasa saling
berkepentingan satu sama lain.
"Saya tidak ingin bicara untung
rugi, atau siapa yang lebih diuntungkan atas posisi ini. Saat ini, saya
rasa lebih baik kedua negara fokus pada kepentingan masing-masing.
Australia sangat membutuhkan Indonesia begitupun sebaliknya. Indonesia
adalah negara tetangga terdekat, letaknya strategis dan sama-sama negara
demokrasi," katanya.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar