Penasihat Senior Partai Liberal Mark Textor menutup akun Twitter-nya
setelah menerima sejumlah ancaman kematian atas twit kontroversialnya
tentang Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
Dilansir Sydney Morning Herald, Sabtu
23 November 2013, Textor mengatakan “Menerima terlalu banyak ancaman
kematian.” Ia pun merasa tidak layak menghabiskan tenaga untuk meladeni
berbagai ancaman tersebut – yang datang hanya karena satu twitnya.
Akun Twitter resmi Textor pun, @markatextor, dihapus. Namun kemudian muncul akun palsu atas nama yang sama.
Textor
memicu reaksi keras publik, baik di Indonesia maupun Australia, setelah
Kamis kemarin mem-posting serangkaian twit bernada menghina atas Menlu
dan Presiden RI.
“Permintaan maaf yang dituntut dari Australia
oleh seorang pria yang mirip dengan bintang porno Filipina tahun
1970-an, secara etis memang sesuai,” tulis Textor. “Kepala negara macam
apa yang berkomunikasi dengan kepala negara tetangganya lewat twitter?
SBY,” tulis dia lagi.
Twit Textor itu langsung menjadi bumerang.
Terlebih, Textor berasal dari partai pimpinan Perdana Menteri Tony
Abbott yang kini tengah menghadapi tekanan luas dari publik Australia
untuk segera menyelesaikan ketegangan diplomatik dengan Indonesia.
Petinggi
Partai Liberal langsung memerintahkan Textor untuk tutup mulut dan tak
banyak berulah. Mayoritas publik Australia bahkan ingin dia dipecat saja dari Partai Liberal.
Sebelum
menghapus akun Twitter-nya, Textor sempat meminta maaf kepada rakyat
Indonesia. “Kicauan saya tidak ditujukan kepada individu tertentu. Maaf
dari saya kepada Indonesia. Twitter memang bukan tempat untuk
berdiplomasi,” tulis dia – juga lewat Twitter.
PM Abbott yang
selama ini memandang Textor sebagai salah satu penasihat terdekatnya,
enggan berkomentar soal twit Textor. “Itu adalah pernyataan-pernyataan
bodoh yang telah ditarik, dan ia telah meminta maaf,” kata Abbott.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar