Presiden Iran Hassan Rouhani hari ini mengatakan bahwa hak Teheran
untuk pengayaan uranium adalah harga mati yang tidak bisa
dinegosiasikan.
Rouhani juga menyatakan Republik Islam Iran telah bertindak rasional
dan bijaksana dalam
perundingan nuklir dengan sejumlah negara lain,
seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Ahad (10/11).
"Kami telah menegaskan selama perundingan bahwa Iran tidak akan
terpengaruh oleh setiap ancaman, sanksi, penghinaan, dan diskriminasi.
Negara ini tidak akan tunduk terhadap ancaman dari pemerintah negara
lain," kata Rouhani saat berpidato di depan Majelis Nasional,
sebagaimana dikutip dari Kantor Berita ISNA.
"Bagi kami hak nuklir adalah garis merah yang tidak dapat dilanggar.
Kepentingan nasional adalah harga mati yang di dalamnya termasuk
pengayaan uranium di bawah kerangka kerja aturan internasional," ujar
dia.
Pernyataan Rouhani ini datang setelah komentar Menteri Luar Negeri
Amerika John Kerry yang menyatakan bahwa Negeri Adidaya itu bertekad
untuk memastikan bahwa Iran tidak boleh memperoleh senjata nuklir.
"Kami datang ke Jenewa bertekad untuk memastikan bahwa Iran tidak
boleh memperoleh senjata nuklir. Itu adalah tujuan kami," ucap Kerry,
setelah tiga hari melakukan perundingan secara intensif antara Iran
dengan enam negara kekuatan dunia, seperti Amerika, Prancis, Jerman,
Rusia, China, dan Inggris.
Iran dan enam negara itu kemarin gagal mencapai kesepakatan terkait
program nuklir Teheran setelah tiga hari melakukan negosiasi secara
intensif di Jenewa.
Kepala diplomatik Uni Eropa Catherine Ashton kemarin mengatakan bahwa
pembicaraan akan kembali diulang pada 20 November mendatang dengan
tujuan untuk mencapai sebuah kesimpulan.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar