Rabu, 01 Januari 2014

Perayaan tahun baru semarak, penjual terompet justru melarat

Perayaan tahun baru selalu identik dengan terompet dan kembang api. Tentu saja, para penjual terompet maupun kembang api idealnya bisa mengeruk keuntungan dari moment tersebut.
Tetapi, hal tersebut tidak berpihak bagi penjual terompet dan kembang api yang biasa mangkal di
Pasar Tanah Abang blok G, Ahmad (40). Pria asal Pekalongan, Jawa Tengah tersebut tahun baru kali ini justru tidak dapat memperoleh laba seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Tahun ini tidak seperti yang kemarin-kemarin mbak. Ini saja masih banyak terompetnya. Mana sudah rusak-rusak enggak bisa dikembaliin," ujar Ahmad saat ditemui merdeka.com di kawasan pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (1/1).
Menurutnya, selama lima tahun berjualan terompet dan kembang api selalu memperoleh pendapatan Rp 200.000 setiap hari. Biasanya, dia berjualan sejak hari raya Natal hingga tahun baru.
"Kalau sekarang enggak ada keuntungan, yang ada malah rugi. Lihat terompetnya sudah rusak-rusak gini," ucapnya.
Bapak yang memiliki tiga anak ini mengaku menjual terompet per biji seharga Rp 15.000. Sedangkan, pendapatan yang diperoleh untuk tahun ini hanya 50 persen dari tahun lalu.
"Kalau tahun ini jauh dibanding tahun lalu. Enggak banyak yang beli, pada malas jalan-jalan mungkin," tegasnya.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar