Perayaan tahun baru selalu identik dengan terompet dan kembang api.
Tentu saja, para penjual terompet maupun kembang api idealnya bisa
mengeruk keuntungan dari moment tersebut.
Tetapi, hal tersebut tidak berpihak bagi penjual terompet dan kembang
api yang biasa mangkal di
Pasar Tanah Abang blok G, Ahmad (40). Pria
asal Pekalongan, Jawa Tengah tersebut tahun baru kali ini justru tidak
dapat memperoleh laba seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Tahun ini tidak seperti yang kemarin-kemarin mbak. Ini saja masih
banyak terompetnya. Mana sudah rusak-rusak enggak bisa dikembaliin,"
ujar Ahmad saat ditemui merdeka.com di kawasan pasar Tanah Abang,
Jakarta, Rabu (1/1).
Menurutnya, selama lima tahun berjualan terompet dan kembang api
selalu memperoleh pendapatan Rp 200.000 setiap hari. Biasanya, dia
berjualan sejak hari raya Natal hingga tahun baru.
"Kalau sekarang enggak ada keuntungan, yang ada malah rugi. Lihat terompetnya sudah rusak-rusak gini," ucapnya.
Bapak yang memiliki tiga anak ini mengaku menjual terompet per biji
seharga Rp 15.000. Sedangkan, pendapatan yang diperoleh untuk tahun ini
hanya 50 persen dari tahun lalu.
"Kalau tahun ini jauh dibanding tahun lalu. Enggak banyak yang beli, pada malas jalan-jalan mungkin," tegasnya.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar