Rabu, 08 Januari 2014

Senjata Kimia Suriah Mulai Dimusnahkan

Materi-materi senjata kimia mulai dikirimkan keluar Suriah untuk dimusnahkan di laut lepas. Tindakan ini molor dari tenggat waktu sebelumnya dikarenakan maraknya pertempuran dan masalah teknis.

Diberitakan Reuters, Selasa 7 Januari 2014, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) mengatakan bahwa "materi kimia prioritas" telah dikirimkan dari pelabuhan di Latakia menggunakan kapal fregat Denmark yang kini telah berlayar menuju perairan internasional.

Awalnya, OPCW menetapkan tenggal waktu 31 Desember lalu untuk melakukan tahapan ini. Namun, akibat pertempuran, cuaca buruk, birokrasi dan masalah teknis lainnya, pemusnahan senjata kimia diundur.

Sebelumnya, pasukan rezim Bashar al-Assad harus lebih dulu menguasai kembali jalan tol yang menghubungkan Damaskus ke laut. Hal ini perlu untuk membuka jalan aman bagi pengiriman senjata kimia.

Suriah total memiliki 1.300 ton senjata kimia. OPCW tidak menyebutkan berapa jumlah bahan senjata kimia yang dibawa kemarin. Namun mereka mengatakan telah membawa sembilan kontainer berisikan bahan kimia paling berbahaya di Suriah ke dalam kapal Denmark.

"Kapal itu dikawal oleh Angkatan Laut Denmark dan Norwegia dan juga Republik Arab Suriah. Mereka tetap akan berada di laut untuk menunggu kedatangan material bahan kimia prioritas lainnya di pelabuhan," ujar pernyataan OPCW.

Keamanan maritim pengiriman senjata kimia disediakan juga oleh kapal China dan Rusia.

Menurut sumber yang dikutip BBC bulan lalu, material senjata kimia itu akan dimusnahkan di atas kapal MV Cape Ray milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Senjata akan dimusnahkan menggunakan alat bernama hydrolysis. Hasil akhir pemusnahan diprediksi mengakibatkan limbah hingga 7,7 juta liter.

Diyakini, lebih dari 600 ton material pembuat senjata kimia telah dikumpulkan dan dijaga oleh tentara Suriah. Sebanyak 30 ton lainnya yang sudah dikumpulkan adalah senjata kimia siap tembak berupa gas mustard.

Berdasarkan kesepakatan, Suriah setuju memusnahkan seluruh senjata kimia milik mereka hingga Juni tahun ini. Kesepakatan ini diajukan Rusia yang disepakati Amerika Serikat, menyusul serangan kimia ke Ghouta Agustus tahun lalu yang menewaskan ribuan warga sipil. Assad diduga kuat berada di balik serangan tersebut.

Amerika Serikat memuji kemajuan yang dibuat OPCW dalam pemusnahan senjata kimia Suriah. AS mengatakan, pemerintahan Assad sepertinya memegang janji mereka.

"Masih banyak yang harus dilakukan. Kami tidak punya alasan untuk meyakini bahwa rezim Assad telah melanggar janji mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jen Psaki.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar