Sabtu, 01 Maret 2014

Jepang Gelontorkan Dana Rp2,3 Triliun untuk Palestina

Jepang kembali memberikan bantuan dana bagi Palestina. Total bantuan kali ini senilai US$200 juta atau Rp2,3 triliun. Bantuan akan mulai diberikan Maret 2014.

Dana bantuan itu akan dipecah menjadi paket bantuan senilai US$62 juta atau Rp721 miliar, termasuk US$30 juta atau Rp348 miliar untuk bantuan keuangan kepada Pemerintah Palestina dan bantuan infrastruktur senilai US$20 juta atau Rp232 miliar.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, dalam forum pembukaan Konferensi Kerjasama Negara-Negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD) ke-2 pada Sabtu, 1 Maret di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat.

Jepang memiliki peranan penting dalam konferensi ini lantaran mereka menjadi inisiator dalam penyelenggaraan konferensi pertama yang digelar pada Februari 2013 di Tokyo.

Poin penting lainnya yang disampaikan Kishida dalam pidatonya yaitu, Jepang akan membantu memberikan dukungan bagi 1.000 warga Palestina selama lima tahun.  Hal itu juga akan dipasangkan dengan kerjasama trilateral dengan Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.

"Poin ketiga, Jepang akan merancang mekanisme penggelolaan  dana dengan Bank Pembangunan Islam (IDB) melalui kerjasama Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA)," kata Kishida.

Terakhir, Pemerintah Jepang akan terus memperpanjang bantuan senilai US$6,2 juta atau Rp72 miliar untuk pembangunan infrastruktur dalam mempercepat proses pengerjaan proyek bernama Taman Industri Pertanian Jericho (JAIP).

Proyek tersebut digagas untuk meningkatkan kemandirian perekonomian Palestina. Kata Kishida, proyek itu akan dimulai pada pertengahan musim panas tahun 2014.

"Dari proyek itu dapat menyerap lapangan pekerjaan baru sebanyak 7.000 orang dan membawa keuntungan di masa depan bagi lebih dari 20 ribu warga Palestina," kata dia.

Dia mengaku, Pemerintah Jepang sangat prihatin dengan kondisi di Palestina yang timpang secara ekonomi dibanding dengan Israel. Hal itu terlihat jelas ketika Kishida berkunjung ke Palestina pada Juli 2013.

"Ramallah terletak di kawasan terjal dan curam, sementara Tel Aviv terletak di pinggir laut dan memiliki banyak bangunan tinggi. Saat saya berkunjung ke sana, secara jelas adanya disparitas yang tajam," ujar Kishida.

Namun, dia memastikan Pemerintah Jepang akan selalu memberikan kontribusi aktif bagi Palestina dan perdamaian di kawasan Timur Tengah. 

Jepang mengambil inisiatif untuk menggelar CEAPAD pertama karena mantan Perdana Menteri Salam Fayyad mendesak negara-negara donor di kawasan Asia Timur untuk membagi kekayaan dan pengetahuan mereka untuk pembangunan bangsa Palestina.

"Kami melihat pengalaman negara-negara Asia Timur sangat menginspirasi," ungkap Salam yang berkunjung ke Jepang pada 14 Februari 2013.

Dia juga merujuk kepada keberhasilan negara-negara di Asia Timur yang berhasil melepaskan diri dari ketergantungan bantuan luar negeri.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar