Rabu, 18 Juni 2014

Lokalisasi Dolly Resmi Ditutup

Pemerintah Kota Surabaya, Rabu malam, 18 Juni 2014, secara resmi menutup lokalisasi Dolly. Penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu ditandai dengan deklarasi warga dengan Pemkot di Gedung Islamic Center, Surabaya.

Acara deklarasi warga Kelurahan Putat Jaya Kecamatan Sawahan untuk Alih Fungsi Lokalisasi Dolly dan Alih Profesi Wanita Harapan ini, juga sekaligus penyerahan bantuan secara simbolis dari Kementerian Sosial RI dan Gubernur Jawa Timur.

Menteri Sosial, Salim Segaf Al Djufri mengatakan, dengan deklarasi dan penyerahan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah, diharapkan warga Dolly lebih mandiri dengan mengembangkan keterampilan yang telah disediakan, mulai ekomomi produktif, seperti membatik, pembuatan kue, telor asin, dan sebagainya.

"Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Kemensos (Kementerian Sosial) mendukung upaya Pemerintah Kota Surabaya untuk pemberdayaan ekonomi warga Dolly," kata Salim Segaf di Surabaya.

Kemensos, kata Salim, memberikan bantuan dana sebesar Rp7,3 miliar untuk berbagai pemberdayaan warga Dolly. Kemensos nantinya akan menyiapkan Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Jaminan Hidup (Jadup) rehabilitasi sosial bagi Wanita Tuna Sosial (WTS), serta dana transportasi bagi para 1.449 wanita eks penghuni Dolly pulang ke daerah asal.

"Kemensos mengalokasikan pemberdayaan Rp5.050.000 bagi setiap WTS," ujarnya.

Untuk memantapkan berbagai program pemberdayaan bagi para eks WTS tersebut, Kemensos, lanjut Salim, melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) melakukan monitoring secara berkala untuk memastikan pemanfaatan bantuan di daerah masing-masing.

"Monitoring dilakukan oleh TKSK untuk memastikan berbagai program pemberdayaan terhadap eks WTS bisa tepat sasaran, tepat waktu dan tepat penerima," terangnya.

Pemberdayaan Kemensos bertujuan agar para eks WTS menetapkan pilihan dengan beralih profesi agar lebih mandiri secara ekonomi dan bermartabat secara sosial.

Selain itu, risiko yang ditimbulkan tidak sedikit yaitu penyebaran berbagai penyakit mematikan seperti HIV/AIDS yang masa inkubasi maupun prevalensinya tidak banyak diketahui dan berbagai penyakit sosial.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, akan fokus dalam lingkup pemberdayaan bagi para mantan germo dan mucikari dengan memberikan bantuan Rp5 juta per orang.

"Pemberdayaan tidak hanya bagi para eks WTS, para germo dan mucikari pun tidak kalah penting sebab mereka adalah bagian dari lingkaran permasalahan sosial yang perlu diberdayaan secara ekonomi dan sosial," tegasnya.

Wali Kota Surabaya, Tri Risma Harini, mengatakan bahwa Pemkot Surabaya akan terus melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar dan merubah fungsi kawasan Dolly menjadi pusat aktifitas ekonomi kerakyatan.

"Saya kira ini merupakan sinergitas positif yang dibangun Kemensos dengan Pemprov dan Pemkot Surabaya," kata Risma.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar