Selasa, 01 Juli 2014

Obor Rakyat vs Gerombolan Media Besar Pro Jokowi

Obor Rakyat yang oleh Media Indonesia, Metro-TV, Kompas, dan Tempo divonis bukan karya jurnalistik, ternyata telah mengganggu mata, pikiran, dan perasaan para pemilik media pendukung Capres-Cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla. Obor Rakyat berhasil memancing syahwat partisan mereka yang selama ini disembunyikan di balik jargon netralitas media mereka.

Media Indonesia, milik Surya Paloh, tak henti-hentinya berusaha menyeret Muchlis Hasyim, pendiri dan pemilik situs berita Inilah.com dalam penerbitan dan peredaran Obor Rakyat. Koran yang juga almamater Muchlis Hasyim ini berjuang mati-matian melibatkan Muchlis lewat percetakan PT MKS-InilahPrinting. Mestinya mereka tahu bahwa percetakan tak bertanggung jawab dengan content penerbitan apapun. Kecuali percetakan ini memproduksi uang palsu dan ajaran komunisme.
Saking bersemangatnya untuk menghabisi Muchlis Hasyim, Media Indonesia melalui editorialnya juga menuduh Kapolri Jenderal Pol Sutarman telah membiarkan Obor Rakyat beredar. Media menuduh para petinggi polisi memiliki hubungan khusus dengan tim pemenangan Prabowo-Hatta. Sebuah tuduhan yang sama seriusnya dengan sebuah fitnah.
Hal yang sama juga dilakukan Tempo. Media yang didirikan Goenawan Mohamad ini seolah-olah melakukan investigasi dan reportase berimbang. Tetapi, hasil akhirnya tetap saja Tempo hanya melakukan pembelaan terhadap pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Kalla. Termasuk di edisi terbaru MBM Tempo yang seolah-olah menampilkan sisi luar dalam kedua pasangan Capres-Cawapres.
Namun kalau kita cermati dan baca secara kritis, Tempo tetap membela Jokowi dan menyerang Prabowo. Prabowo tetap dituduh sebagai pelanggar HAM. Jokowi tetap disebut sebagai calon presiden terbaik. Bahkan lebih tajam lagi, Tempo menunjukkan sikap anti partai Islam yang dianggapnya tak akan mampu melindungi kepentingan umat non-muslim. Para pengelola Tempo memang sengaja mengecilkan dan melupakan pengorbanan umat Islam melepaskan ‘’Piagam Jakarta’’ pada saat founding father menetapkan landasan konstitusi Republik Indonesia.
Di bagian lain Tempo
seolah memaksa kita agar segera melupakan kekejaman PKI (Partai Komunis Indonesia). Pada sisi lainnya lagi, Tempo juga memaksa pembaca untuk tetap membayangkan betapa jahatnya Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Sungguh terasa, betapa tidak adil perlakuan Tempo terhadap orang-orang yang membela keyakinan Islam. Yang agak menarik, pemihakan Grup Jawa Pos terhadap pasangan Jokowi-Kalla. Dahlan Iskan sebagai pemilik kerajaan bisnis media dari Surabaya ini, secara formal tak pernah memerintahkan pengelola Koran-korannya memihak Jokowi-Kalla. Tetapi, dengan mendeklarasikan dukungannya terhadap Jokowi-Kalla, Dahlan secara tidak langsung mengajak semua medianya berpihak pada Jokowi-Kalla. Itu sebabnya, hampir seluruh media di bawah Grup Jawa Pos menunjukkan keberpihakannya sama persis dengan yang ditunjukkan Dahlan Iskan. Sesekali memang Jawa Pos tampak netral.
Pembelaan Dahlan Iskan terhadap Jokowi-Kalla yang cukup atraktif dan mencolok adalah dengan menerbitkan Obor Rahmatan Lilalamin. Tabloid yang dipimpin Amal Al-Gazali ini memang secara khusus diniatkan untuk melawan Obor Rakyat yang sudah beredar lebih dulu. Klaim yang disampaikan Dahlan, Obor Rahmat untuk mencerahkan dan meluruskan fitnah terhadap Jokowi yang disebar Obor Rakyat.
Sayangnya, klaim Dahlan itu tak sepenuhnya benar. Buktinya, Obor yang menggunakan embel-embel Rahmatan Lilalamin itu juga menyebar fitnah dengan mencatut nama 9 kiai. Salah satu kiai sepuh NU yang dicatut namanya, KH Maimoen Zubair membantah isi tabloid pembela Jokowi itu.
Menurut Fakhrurozi, juru bicara KH Maimoen Zubair, berita Obor Rahmat yang menyebutkan KH Maimoen mendukung Jokowi-Kalla adalah sebuah kedustaan dan fitnah yang sengaja disebarluaskan. Karena, KH. Maimoen Zubair sejak awal sudah menggagas agar pilihan Pilpres 9 Juli 2014 diberikan kepada capres dan cawapres nomer urut satu dan beliau secara resmi telah memberi dukungan kepada PRABOWO-HATTA,” bunyi pernyataan yang diterima.
Selain Mbah Mun, nama Gus Mus dan Gus Solah juga diduga telah dicatut begitu saja. Pasalnya, beberapa waktu kemudian, Gus Solah membantah telah memberikan dukungan kepada jokowi-Kalla tersebut kepada Republika. Jadi, Obor Rahmat juga menyebar fitnah. Sudah pasti Tempo dan Media Indonesia tak akan mempersoalkan isi tabloid Obor Rahmat ini……!


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar