Para ahli penerbangan menjelaskan misteri tidak adanya transmisi accident,
berarti pilot pesawat Irianto diduga telah sukses menjalankan prosedur
pendaratan darurat di permukaan laut. Namun karena tidak spontan datang
bantuan, pesawat akhirnya tenggelam.
Editor senior majalah
penerbangan Angkasa, Dudi Sudibyo, merinci bahwa Emegency Locator
Transmitter akan bekerja dari dampak yang telah terjadi baik di darat,
laut maupun gunung. Dan analisisnya mengatakan itu tidak bekerja karena
tidak ada dampak yang besar saat mendarat.
“Pilot berhasil
mendaratkan pesawat di permukaan laut,” simpul Dudi. Pilot Irianto
sedang menerbangkan pesawat di ketinggian 32.000 kaki saat meminta izin
ubah haluan untuk hindari badai. Tetapi Pilot harus menunggu sebab di
atasnya adalah rute pesawat lain sedang akan melintas. Pesawat AirAsia
pun lenyap dari radar beberapa saat kemudian.
Chappy Hakim, mantan komandan udara mengungkapkan, “Sejauh ini
kesimpulan saya, pesawat tidak meledak di udara, dan tidak mengalami
dampak serius ketika menghantam permukaan, karena jika tidak maka badan
pesawat takkan utuh.” jelasnya.
Kabar terbaru menyebutkan Basarnas
telah menemukan bayangan pesawat di dasar laut, sehingga muncul asumsi
pesawat tidak dalam keadaan hancur. Senada, mantan menteri transportasi
Jusman Syafii Djamal meyakini penemuan pintu exit membuktikan bahwa ‘sesorang telah membukanya’.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar