Senin, 18 Mei 2020

[VIDEO] 5 Misteri Dari Sisi Lain Kejadian Besar Islam

Pembukaan
Ada Banyak Peristiwa Besar Islam yang pernah terjadi, seperti kisah Nabi Yunus AS yang berhasil selamat setelah sempat ditelan oleh seekor ikan raksasa selama 40 hari lamanya. Namun, dari sisi lain kejadian-kejadian tersebut kadang timbul pertanyaan, "Apakah ikan raksasa yang menelan Nabi Yunus masih hidup hingga sekarang?"

Nah, berikut kita akan membahas: 5 Misteri Dari Sisi Lain Kejadian Besar Islam

1. Ikan Yang Menelan Nabi Yunus Masih Hidup
Ilustrasu Nabi Yunus berdakwa kesuatu tempat
Kisah Nabi Yunus bermula saat beliau diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu dan berdakwah di suatu kampung yang diperkirakan berada di Ninawa, wilayah Mosul, Irak. Nabi Yunus diminta mengajak para penduduk di kota itu untuk beriman dan meninggalkan berhala. Beliau melaksanakan perintah itu dan mengajak penduduk kampung untuk beriman kepada Allah.

Namun, penduduk wilayah itu menolak ajakan beriman kepada Allah dan justru memilih tetap menyembah berhala. Di turunkanlah wahyu yang menyatakan Allah akan menurunkan azab apabila penduduk wilayah itu tak beriman. Namun tetap saja, mereka memilih menyembah berhala. Penolakan tersebut membuat Nabi Yunus AS begitu marah besar dan pergi meninggalkan kaumnya. Nabi Yunus tetap meninggalkan kampung menuju ke arah pantai dan kemudian menaiki kapal dalam keadaan marah. Padahal saat itu Allah belum mengizinkannya pergi.

Ilustrasi ketika Nabi Yunus menjatuhkan diri kelaut
Cuaca saat itu tidak bersahabat sehingga membuat kapal oleng sehingga hampir membuat semua di atas kapal tenggelam. Maka, atas keputusan bersama semua barang yang berat dibuang ke laut untuk meringankan kapal. Namun, masih dibutuhkan satu orang yang dibuang ke laut maka dibuat lah undian dan ternyata undian jatuh kepada Nabi Yunus.

Semua orang tak menginginkan Nabi Yunus untuk dibuang ke laut. Maka diulanglah lagi undian tersebut tetapi hasilnya tetap sama sehingga Nabi Yunus pun melemparkan dirinya ke laut. Pada saat yang bersamaan, Allah SWT mengirimkan ikan Nun (atau paus atau ikan raksasa) untuk menelan Nabi Yunus, tanpa merobek daging maupun mematahkan tulangnya. Nabi Yunus ditelan bulat-bulat dan tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan.

Ilustrasi besarnya ikan yang menelan Nabi Yunus
Banyak cerita yang sebagian besar menyebutkan bahwa ikan nun memiliki fisik yang sangat besar. Saking besarnya bahkan dapat menelan apapun, termasuk kapal-kapal yang berlayar di lautan. Ikan nun sendiri belum pernah terdefinisi perihal jenisnya. Banyak yang berargumen bahwa ikan nun adalah sejenis paus, karena memang makhluk air terbesar di bumi adalah paus. Bisa saja ikan nun adalah makhluk lain yang bentuknya sama sekali berbeda.

Tidak diketahui pasti bagaimana nasib ikan nun setelah memuntahkan Nabi Yunus AS. Namun, merujuk pada keterangan Al-Qur’an dalam surah As-Shaffat:143-144, bahwa jika saja Nabi Yunus AS tidak berdzikir saat di dalam perut ikan maka ia akan tetap berada disana sampai hari berbangkit (kiamat). Dari ayat ini diketahui bahwa ikan nun  berumur sangat panjang, setidaknya sampai hari kiamat. Tidak banyak  cerita yang mengulas bagaimana nasib ikan nun tersebut. Sebagian pendapat meyakini bahwa ikan nun masih hidup hingga sekarang.

2. Buraq Isra' Mi'raj
Gambaran perjalanan Isra' Mi'raj
Dalam setiap kisah yang diceritakan perihal Isra Miraj, selalu terselip gambaran tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan bersama Malaikat Jibril menggunakan Buraq. Sebelum itu, perjalanan Nabi Muhammad SAW saat Isra Miraj merupakan peristiwa penting bagi umat Islam. Peristiwa itu menghasilkan suatu kewajiban bagi umat muslim, yaitu perintah untuk melaksanakan salat lima waktu.

Isra Miraj merupakan perjalanan di malam hari yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh.  Di malam itu, Rasulullah bersama Malaikat Jibril melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Lalu, Nabi diangkat ke langit ke tujuh untuk bertemu dengan Allah, dengan menggunakan seekor hewan sebagai alat transportasi bernama Buraq.

Bighal peranakan hasil perkawinan antara kuda dengan keledai
Informasi mengenai bentuk dan rupa buraq ini sangat sedikit. Dari Hadits Riwayat Imam Muslim, yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik mengilustrasikan bahwa Buraq disebut sebagai makhluk yang wujudnya berwarna putih, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bighal (Bighal adalah peranakan hasil perkawinan antara kuda dengan keledai).

Dan jika sekali Buraq menjejakkan kakinya, ia dapat melangkah sejauh mata memandang. Sedikitnya informasi ini membuka peluang ragam tafsir mengenainya. Banyak yang mengilutrasikan buraq layaknya gambar kuda bersayap, berkepala wanita, bahkan kadang ditambahi tanduk.

Buraq dari abad ke-17, miniatur buatan Mughal
Buraq sendiri secara harfiah berarti kilat, Dalam kisah isra mi’raj memang digambarkan perjalanan itu secepat kilatan cahaya, bahkan lebih. Dimana Buraq dalam perjalanan dari Bumi ke langit ketujuh dapat melakukannya dalam waktu semalam saja.

Jika dalam perhitangan matematis, berdasarkan penyelidikan, kilat atau sinar bergerak sejauh 186.000 mil atau 300 km per detik. Bila jarak antara matahari dan bumi sekitar 149.6 juta km, maka diperlukan waktu dilintasi oleh sinar dalam 8 menit.

Sedangkan untuk menerobos garis tengah jagat raya memerlukan waktu 10 milyar tahun cahaya, dengan melalui galaksi-galaksi. Dengan demikian, kecepatan buraq, bisa jadi berkali-kali lipat daripada kecepatan cahaya yang kita ketahui saat ini.

3. Terbelahnya Bulan
Ilustrasi terbelahnya bulan
Terbelahnya bulan diawali dari permintaan kaum Musyrikin Arab yang berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad saw adalah seorang penyihir, dan kekuataan sihir dalam keyakinan mereka hanya mampu mempengaruhi apa yang ada dibumi, dan tidak untuk yang ada dilangit.

Karena itu mereka menghendaki Nabi Muhammad saw menunjukkan bukti bahwa ia bukan penyihir dan benar-benar seorang nabi yang memiliki mukjizat yang mampu memberi pengaruh pada apa yang ada di langit. Memenuhi permintaan tersebut, Nabi Muhammad saw menunjukkan mukjizatnya, dengan membelah bulan atas izin Allah swt. 

Dalam sebuah catatan manuskrip kuno di Museum Britania, London, ada sebuah manuskrip tua dari India dengan nomor induk 2807/152-173 yang bercerita bahwa salah seorang raja Malabar barat daya di India, yaitu Chakrawati Farmas pernah melihat bulan terbelah pada zaman Rasulullah

Akhirnya raja tersebut mendatangi Rasulullah, dan kemudian masuk Islam. Namun, di tengah jalan ke India, ajal menjemput. Kemudian dia dikuburkan di tempat yang bernama Thafar. Kabar itu kemudian sampai ke Malabar, dan konon setelah itu semua penduduknya masuk Islam dan menjadi daerah pertama di India yang masuk Islam.

Manuskrip dari Persia yang menampilkan bulan terbelah

Dalam manuskrip di Persia juga terdapat salah seorang Lelaki yang menunjuk ke arah Bulan Yang terbelah. Serta dalam salah satu Manuskrip Bangsa Maya menganggap di Bulan telah terjadi gempa dan memyebabkan terbelahnya Bulan menjadi dua bagian. Naskah tersebut menunjukkan keadaan Bulan dalam gambar Telinga kelinci dan wajahnya yang pecah dan ditandai dengan Simbol Dewi Bulan.

Manuskrip dari bangsa maya yang menggambarkan bulan terbelah
Dalam ilmu sains modern, NASA dari Apollo 10 pada tahun 1969. Rima Ariadaeus, menunjukkan salah satu kenampakan rille di permukaan bulan, telah diklaim di forum internet sebagai bukti terbelahnya bulan. Tetapi pendapat terkuat menyatakan bahwa ia merupakan bekas kanal atau saluran lava yang keluar dari perut bulan di masa lampau. Rille pada gambar ini seolah membelah bulan karena sudut pengambilan gambarnya. Panjangnya hanya sekitar 300 km atau 1/36 dari 10.921 km keliling permukaan bulan.

Foto NASA dari Apollo 10 pada tahun 1969. Rima Ariadaeus, salah satu kenampakan rille
di permukaan bulan yang diklaim  sebagai bukti terbelahnya bulan
Meski saat ini belum ada bukti yang kita inginkan, tidak seharusnya ini mengurangi keimanan kita. Mungkin saja akibat keterbatasan ilmu dan teknologi saat ini yang belum mampu mengungkapnya, dan mungkin saja dimasa depan terungkap dengan peradaban yang lebih maju.

4. Kapal Nabi Nuh
Ilustrasi kapal/bahtera Nabi Nuh
Nabi Nuh dikenal dengan kisah kapal untuk mengarungi banjir besar. Namun, di luar bahteranya, ada banyak hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Nabi Nuh. Nabi Nuh adalah nabi ketiga yang patut diimani setelah Nabi Adam AS dan Nabi Idris AS. Nuh merupakan keturunan kesembilan dari Nabi Adam.

Nabi Nuh mendapatkan beberapa petunjuk dari Allah agar membersihkan keimanan kaumnya untuk menyembah hanya kepada Allah. Pada masa itu, setiap manusia memiliki usia yang panjang. Nuh diangkat oleh Allah menjadi nabi dan rasul pada usia 480 tahun. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa usia Nabi Nuh adalah 950 tahun.

Gambaran Nabi Nuh berdakwah
Penolakan atas ajakan Nabi Nuh tidak hanya berasal dari kaumnya saja tetapi juga berasal dari kalangan keluarga terdekatnya sendiri. Termasuk istri beliau dan putra kandungnya sendiri Kan’an.
Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Nuh untuk membangun sebuah kapal besar yang menjadi penyelamat dari banjir bandang yang melenyapkan kaumnya. 

Banjir, Taufan dan tsunami melanda semua belahan bumi. Tak satupun bagian bumi yang tidak tenggelam. Satu riwayat menggambarkan bumi seperti bola air. Seluruh makhluk hidup, tumbuhan, hewan dan manusia musnah, tak ada satupun yang tersisa. Setelah 150 hari terombang-ambing diatas laut tanpa batas, akhirnya Allah SWT pun memberikan perintah agar air surut.

Setelah air surut maka mendaratkan bahtera Nabi Nuh dengan selamat di bukit Judd Armenia. Keluarlah nabi Nuh bersama para pengikutnya dari dalam bahtera. Sekitar 80 orang yang ikut dalam bahtera Nabi Nuh beserta ketiga orang anak Nabi Nuh pun turun. Mereka bersama hewan yang selamat memulai kehidupan baru mereka.

Situs yang dianggap merupakan bahtera Nabi Nuh
Sebuah tim ilmuwan yang berbasis d Hong Kong mengatakan, mereka telah berhasil menemukan kapal Nabi Nuh di perbatasan Turki-Iran, 32 kilometer dari Gunung Ararat. Mereka telah menemukan kapal yang mereka yakini “99,9%” merupakan artefak kuno Bahtera Nuh.

Setelah diukur, situs tersebut memiliki panjang 170 meter dan lebar 45 meter, hampir persis dengan ukuran panjang 300 hasta dan lebar 50 hasta seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh untuk dibangun.

Kebenaran penemuan itu masih diperdebatkan banyak pihak. Namun, sejumlah peneliti percaya bahwa pegunungan Ararat adalah tempat berlabuhnya kapal Nuh. Alquran tidak menyebutkan nama sebuah gunung kecuali nama al-Judi, yang berarti sebuah tempat yang tinggi.

5. Keberadaan Istana Nabi Sulaiman
Ilustrasi Nabi Sulaiman di depan Istana megahnya
Nabi Sulaiman A.S. Beliau putra Nabi Daud  A. S, yang merupakan keturunan Nabi Ibrahim yang ke-13. Setelah Nabi Daud A.S. meninggal, Nabi Sulaiman A.S. menggantikannya baik sebagai raja yang mewarisi tahtanya dan juga sebagai Nabi yang menlanjutkan menyiarkan risalah kenabiannya untuk disampaikan kepada umatnya.

Karunia Allah Swt. yang dianugrahkan kepadanya, yang kemudian dikenal sebagai mukjizatnya yaitu dapat berbicara dengan seluruh binatang dan burung-burung serta menaklukkan angin, laut, udara, serta jin-jin yang tunduk dan patuh pada perintahnya.

Nabi Sulaiman AS memiliki kerajaan yang sangat, harta yang melimpah ruah membuatnya dinobatkan sebagai manusia paling kaya yang pernah ada di bumi. Kerajaan Nabi Sulaiman AS dibangun dengan menerapkan ilmu teknologi maju pada masanya. Istana Nabi Sulaiman AS dikenal sebagai Solomon Temple (Istana atau Kuil Sulaiman).

Gambaran istana Nabi Sulaiman
Berdasarkan keterangan ayat-ayat Al-Qur’an serta kisah-kisah dalam kitab suci Yahudi dan Nasrani, Temple of Solomon sangatlah megah. Siapapun yang datang dipastikan akan terkesima dengan segala kemewahan yang ada di dalamnya.

Tampak di dalam Istana Nabi Sulaiman
Berbagai karya seni dan benda-benda berharga terpajang di setiap sudut istana. Gerbang istana dibuat dari kaca yang berkilauan. Lantainya disusun dari kaca-kaca jernih, hingga banyak yang salah mengira kaca tersebut adalah air. Kekayaan Nabi Sulaiman telah membuat banyak orang percaya bahwa ada harta karun besar yang disembunyikan di suatu tempat, dan menunggu ditemukannya. 

Nabi Sulaiman AS pernah berdoa kepada Allah SWT, memohon agar kerajaan dan segala kekayaannya tidak diwariskan kepada anak keturunannya karena takut akan terjadi pertumpahan darah atau perebutan kekuasaan. Setelah wafatnya Nabi Sulaiman AS, kerajaannya runtuh dan hilang, hanya menyisakan tembok sebelah barat yang kini disebut sebagai Wailing Wall atau Tembok Ratapan di Palestina oleh orang Yahudi.

Tabut perjanjian
Diperkirakan hal inilah yang menyebabkan konflik ditanah Palestina antara orang Palestina dan Israel. Bangsa Israel diduga mencari Tabut Perjanjian yang merupakan salah satu harta karun yang ditinggalkan Nabi Sulaiman.

Tabut Perjanjian adalah sebuah wadah yang digambarkan berisi 2 loh batu bertuliskan 10 perintah Allah ketika Nabi Musa mendaki Gunung Sinai. Selain mencari hartanya, peninggalannya seperti kuil suci yang menurut rumor kini tengah diincar oleh bangsa Israel dan diyakini tersembunyi dibawah masjid Al Aqsha yang hingga kini kebenarannya tidak dapat dipastikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar