Siap-siap Sebelum Badai Matahari Menerjang
Aktivitas matahari beberapa hari ini memiliki kecenderungan menurun.
Namun pada pertengahan 2013 aktivitasnya diprediksi meningkat dengan
terjadinya banyak ledakan di matahari. Apa yang harus dipersiapkan untuk
menghadapi badai matahari?
"Dampak secara langsung pada manusia memang tidak ada. Karena badai matahari berdampak pada sistem teknologi. Karena
manusia secara umum menggunakan sistem teknologi berbasis antariksa,
maka jadi rentan terhadap badai matahari," kata Profesor Riset Astronomi
Astrofisika Thomas Djamaluddin, Selasa (27/9/2011).
Menurut
dia, sistem komunikasi, penyimpanan data perbankan, layanan ATM dan
navigasi dengan GPS kemungkinan besar akan terganggu saat badai matahari
menerjang. Jauh hari sebelum ancaman peristiwa itu terwujud, manusia di
Bumi harus bersiap-siap.
"Para operator satelit tentu punya
langkah antisipasi. Selain itu para pengguna jasa satelit juga harus
punya back up," sambung Djamaluddin.
Dia menjelaskan, ledakan
di matahari terakhir yang dipantau LAPAN terjadi pada 22 dan 24
September lalu. Skala ledakannya X1 atau tergolong kuat menengah.
Kendati demikian tidak ada dampak yang terlalu berarti.
"Kejatuhan satelit UARS beberapa hari lalu ke Bumi juga dipecepat oleh
ledakan di matahari. Ledakan ini membuat atmosfer lebih rapat, sehingga
pengereman akan UARS lebih cepat," lanjut almunus Universitas Kyoto
Jepang ini.
Saat ledakan terjadi di matahari, yang paling
merasakan gangguan adalah satelit. Karena itu para operator satelit
harus mewaspadai operasional satelit.
"Juga gangguan geomagnet.
Survei geologi yang memanfaatkan data geomagnet harus diwaspadai.
Selain itu juga untuk komunikasi radio gelombang pendek yang
memanfaatkan ionosfer. Bisa terjadi blackout. Kalau ionosfer rendah,
maka tak memantulkan gelombang radio jauh," jelas Djamaluddin.
Tingkat kewaspadaan akan badai matahari, imbuhnya, terutama ditujukan
untuk wilayah Eropa, Kanada dan Amerika. Sebab dalam kondisi tertentu
bisa menimbulkan induksi listrik pada jaringan listik jarak jauh.
"Sering kali menimbulkan peningkatan listrik pada trafo sehingga
timbulkan terbakarnya trafo. Ini pernah terjadi di Quebec, Kanada pada
1989 dan di Swedia pada tahun 2000-an," terangnya.
Ketika
terjadi ledakan di matahari dan terlontar material, belum tentu arah
material itu ke Bumi. Arah lontaran materi tidak bergerak lurus karena
matahari berputar, dan arahnya seperti bentuk pusaran air. Karena itu
lontaran material tidak langsung mengarah ke titik jatuh melainkan
arahnya melengkung.
"Partikel matahari itu partikel bermuatan
dan ledakan membawa medan magnetik matahari, yang pengaruhi medan
magnetik Bumi dan medan magnetik matahari. Interaksinya kalau medan
magnetik matahari selatan dan Bumi ke utara bisa menimbulkan semacam
celah di lapisan magnet bumi. Celah itu yang kemudian akan menyebabkan
partikel bermuatan matahari masuk ke atmosfer Bumi," paparnya.
Pada bulan-bulan akhir 2012 ini, kalau pun terjadi ledakan di matahari,
umumnya tidak terlalu kuat. Matahari mempunyai siklus aktivitas yang
digerakkan dinamika magnetik matahari. Garis-garis daya magnetik
matahari senantiasa meningkat kompleksitasnya.
Pada puncaknya,
kompeksitas magnetik semakin meningkat. Saat itu medan magnetik makin
ruwet sehingga potensi ledakan makin kuat dan semakin sering. Siklus
matahari ini rata-rata 11 tahun-an, namun kenyataannya terjadi 9-12
tahun.
"Aktivitas matahari sebelumnya pada 2000, lalu
diperkirakan puncak berikutnya 2012. Tapi setelah pengamat siklus
mengamati lagi, perkiraaan aktivitas matahari pada pertengahan 2013.
Saat mataahri meningkat aktivitasnya, medan magnetik menuju situasi
kompleks sehingga kejadian ledakan matahari semakin sering. Sekarang ini
belum pada tingkat perlu diwaspadai terkait dengan aktivitas satelit
dan komunikasi radio akibat badai matahari," tutur Djamaluddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar