Dalam serangannya ke sistem Angkasa Pura, Anonymous Australia
menyatakan bahwa serangan yang dilakukan hacker Indonesia ke situs
Australia lemah karena hanya berbentuk deface. Mereka pun menunjukkan
serangan yang harusnya dilakukan, yaitu meretas database infrastruktur
penting.
"Kami tak butuh deface (dasar lamers) tapi kami hanya meretas sistem
dan memanipulasinya," sebut Anonymous Australia dalam pastebin yang
berisi database Angkasa Pura.
Serangan seperti ini sendiri dianggap cukup berbahaya oleh salah
seorang mantan hacker dengan alias biadabs. Dirinya menyatakan Anonymous
Australia lebih hebat dari hacker Indonesia.
"Anonymous Australia lebih berbahaya karena mampu menyusup ke sistem,
mencuri DB (database) bahkan ada kemungkinan dapat menghapus semua
data, sedangkan hacker Indonesia hanya main DDoS dan deface," sebutnya
ketika ditemui merdeka.com (15/11).
Memang, hacker Indonesia sendiri selama ini melancarkan serangannya
ke situs Australia dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan mengganti
antarmukanya, dan cara kedua dengan membanjiri servernya.
"Cara kerja DDoS hanya memenuhi server sehingga membuat server down
kelebihan muatan, ketika serangan DDoS nya berakhir, tidak ada sistem
yang rusak dan website dapat berjalan normal lagi atau deface hanya
mengganti tampilan saja. Sekarang dua situs pusat aussie sudah bisa
beroperasi lagi," tambah biadabs.
Sementara, hacker Australia dalam Anonymous Australia mengaku telah
berhasil masuk database sistem Angkasa Pura dan mencuri beberapa data
kartu kredit Indonesia. Hal ini tentu berbahaya karena menyangkut harkat
hidup orang banyak.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar