Jepang kembali memberikan bantuan dana bagi Palestina. Total bantuan
kali ini senilai US$200 juta atau Rp2,3 triliun. Bantuan akan mulai
diberikan Maret 2014.
Dana bantuan itu akan dipecah menjadi
paket bantuan senilai US$62 juta atau Rp721 miliar, termasuk US$30 juta
atau Rp348 miliar untuk bantuan keuangan kepada Pemerintah Palestina dan
bantuan infrastruktur senilai US$20 juta atau Rp232 miliar.
Hal
tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, dalam
forum pembukaan Konferensi Kerjasama Negara-Negara Asia Timur untuk
Pembangunan Palestina (CEAPAD) ke-2 pada Sabtu, 1 Maret di Gedung
Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat.
Jepang memiliki peranan
penting dalam konferensi ini lantaran mereka menjadi inisiator dalam
penyelenggaraan konferensi pertama yang digelar pada Februari 2013 di
Tokyo.
Poin penting lainnya yang disampaikan Kishida dalam
pidatonya yaitu, Jepang akan membantu memberikan dukungan bagi 1.000
warga Palestina selama lima tahun. Hal itu juga akan dipasangkan dengan
kerjasama trilateral dengan Indonesia, Malaysia, Singapura dan
Thailand.
"Poin ketiga, Jepang akan merancang mekanisme
penggelolaan dana dengan Bank Pembangunan Islam (IDB) melalui kerjasama
Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA)," kata Kishida.
Terakhir,
Pemerintah Jepang akan terus memperpanjang bantuan senilai US$6,2 juta
atau Rp72 miliar untuk pembangunan infrastruktur dalam mempercepat
proses pengerjaan proyek bernama Taman Industri Pertanian Jericho
(JAIP).
Proyek tersebut digagas untuk meningkatkan kemandirian
perekonomian Palestina. Kata Kishida, proyek itu akan dimulai pada
pertengahan musim panas tahun 2014.
"Dari proyek itu dapat
menyerap lapangan pekerjaan baru sebanyak 7.000 orang dan membawa
keuntungan di masa depan bagi lebih dari 20 ribu warga Palestina," kata
dia.
Dia mengaku, Pemerintah Jepang sangat prihatin dengan
kondisi di Palestina yang timpang secara ekonomi dibanding dengan
Israel. Hal itu terlihat jelas ketika Kishida berkunjung ke Palestina
pada Juli 2013.
"Ramallah terletak di kawasan terjal dan curam,
sementara Tel Aviv terletak di pinggir laut dan memiliki banyak bangunan
tinggi. Saat saya berkunjung ke sana, secara jelas adanya disparitas
yang tajam," ujar Kishida.
Namun, dia memastikan Pemerintah
Jepang akan selalu memberikan kontribusi aktif bagi Palestina dan
perdamaian di kawasan Timur Tengah.
Jepang mengambil inisiatif
untuk menggelar CEAPAD pertama karena mantan Perdana Menteri Salam
Fayyad mendesak negara-negara donor di kawasan Asia Timur untuk membagi
kekayaan dan pengetahuan mereka untuk pembangunan bangsa Palestina.
"Kami
melihat pengalaman negara-negara Asia Timur sangat menginspirasi,"
ungkap Salam yang berkunjung ke Jepang pada 14 Februari 2013.
Dia
juga merujuk kepada keberhasilan negara-negara di Asia Timur yang
berhasil melepaskan diri dari ketergantungan bantuan luar negeri.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar