Ekspedisi NKRI Koridor Maluku dan Maluku Utara mulai membuahkan hasil.
Setelah tiga bulan menjelajah, tim gabungan itu menghasilkan banyak
temuan baru. Tim ini mencatat sebanyak 382 spesies flora dan 341 fauna
baru ditemukan.
Ekspedisi dukungan Korps Pasukan Khusus itu, yang
berlangsung mulai tanggal 6 Februari sampai dengan 26 Juni 2014, juga
menemukan berbagai macam temuan. Di bidang geologi terdapat 65 temuan
batuan pasir mengandung besi dan sumber air panas, dan di bidang potensi
bencana ada 50 temuan tanah longsor dan abrasi pantai.
Di bidang kehutanan ada 216 temuan hutan rusak dan illegal logging,
bidang sosial budaya terdapat 125 suku, adat istiadat, goa, tarian,
legenda, dan cerita rakyat baru, dan bidang komunikasi sosial tim
menemukan 109 kegiatan (fisik 51 kegiatan dan non fisik 58 kegiatan).
Ekspedisi
NKRI bertujuan mengetahui secara rill akan hutan rimba, melakukan
kegiatan di luar penelitian dengan menjalin tali silaturahim dengan
masyarakat sekitar serta menyosialisasikan akan pentingnya lingkungan
dan alam bagi manusia. Kegiatan ini melibatkan 830 orang yang terdiri
dari berbagai unsur TNI, Polri, Mahasiswa, Peneliti, Kementrian/Lembaga,
serta masyarakat.
Kegiatan ekspedisi ini dibagi menjadi delapan
(8) wilayah subkorwil meliputi, Subkorwil-1 Masohi di Kabupaten Maluku
Tengah, Subkorwil-2 Tual di Kabupaten Maluku Tenggara, Subkorwil-3
Namlea di Kabupaten Buru, Subkorwil-4 Saumlaki di Kabupaten Maluku
Tenggara Barat.
Subkorwil-5 Ternate di kota Ternate dan Kabupaten
Halmahera Barat, Subkorwil-6 Tidore di Kota Tidore Kepulauan dan
Kabupaten Halmahera Tengah, Subkorwil-7 Tobelo di Kabupaten Morotai dan
Subkorwil-8 Labuha di Kabupaten Halmahera Selatan.
Sebelumnya,
Ekspedisi serupa pernah dilakukan di Bukit Barisan, wilayah Sumatera
Utara, tahun 2011, Ekpedisi Khatulistiwa Kalimantan tahun 2012, dan
Ekspedisi Sulawesi tahun 2013.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar