Apabila itu benar, maka dia sudah menjadi target penyadapan bahkan
sebelum dirinya terpilih menjadi Kanselir. Laman Guardian, Sabtu 26
Oktober 2013 melansir nomor ponsel Merkel sudah masuk ke dalam daftar
Layanan Kumpulan Data Khusus NSA (SCS) sejak satu dekade lalu.
Bahkan, nomor itu masih tetap tercantum di dalam daftar tersebut
hingga tahun 2013. Padahal pada bulan Juni lalu, Presiden Barack Obama
baru saja mengunjungi ibukota Berlin.
Dalam daftar itu, nomor ponsel Merkel ditandai dengan kode
"Kanselir GE Merkel". Namun Der Spiegel menyatakan dalam dokumen SCS,
tidak disebutkan secara jelas apa yang disadap oleh NSA.
Apakah mereka menyadap seluruh pembicaraan Merkel dalam kurun waktu
satu dekade atau hanya menilai semua kontak yang dimiliki wanita
pemimpin Partai Uni Demokratik Kristen itu. Selain itu, Der Spiegel juga
menyebut NSA memiliki kantor cabang tidak legal yang berlokasi di
Kedutaan Besar AS di Berlin.
Dari sanalah, agen NSA dan staf CIA menyadap komunikasi pemerintah
distrik Berlin dengan menggunakan beragam peralatan canggih. Mengutip
dari sebuah dokumen rahasia tahun 2010 silam, Der Spiegel memaparkan
kantor cabang serupa juga berada di kota lain seperti Paris, Madrid,
Roma, Praha, Jenewa, dan Frankfurt.
Ketika Guardian berusaha mengkonfirmasi kebenaran berita ini, baik Juru Bicara Merkel dan Gedung Putih menolak berkomentar.
Sebelumnya, Juru Bicara Wakil Pemerintah Jerman, Georg Streiter,
mengatakan Berlin akan mengirimkan delegasi tingkat tinggi mereka ke
Gedung Putih dan markas NSA untuk menekan Pemerintah AS dalam waktu
dekat. Pemerintah Jerman ingin supaya investigasi terhadap tuduhan aksi
penyadapan ini benar-benar terealisasi dan tak sekedar gertak sambal
semata.
Tak cukup sampai di situ, kemarahan Jerman turut terbawa hingga ke
PBB. Bersama dengan Pemerintah Brasil, yang diplomatnya turut menjadi
sasaran target penyadapan NSA, berniat mengajukan sebuah konsep resolusi
untuk melindungi hak privasi di dunia maya.
Kendati resolusi tak bersifat mengikat, namun itu merupakan kecaman
paling keras yang dikeluarkan pemerintahan suatu negara terhadap aksi
penyadapan AS.
"Resolusi ini kemungkinan besar akan memperoleh dukungan dari
majelis sidang umum, karena tidak ada satu pun orang yang senang
komunikasinya disadap NSA," ujar seorang diplomat barat kepada Reuters.
Penggunaan istilah resolusi, dianggap oleh diplomat itu tidak akan
menyinggung negara mana pun, khususnya AS. Lagipula, imbuh diplomat
tersebut, dengan adanya resolusi itu akan memperluas penjaminan hak
privasi sesuai dengan isi perjanjian internasional tentang hak sipil dan
politik tahun 1976 silam.
Jerman turut mengajak Pemerintah Prancis untuk mendesak AS pada
Kamis lalu untuk menyepakati aturan baru trans atlantik terkait aksi
layanan kemanan dan intelijen, paling lambat akhir tahun ini. Merkel
ingin Obama bertindak nyata dan tidak sekedar meminta maaf.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar