Sabtu, 23 November 2013

Ada jejak Nazi di tanah Jawa

Penemuan kapal selam angkatan laut Jerman U-Boat di Laut Jawa menguatkan fakta sepak terjang Nazi di Indonesia selama era perang Dunia II. Sejarah bangsa asing di Indonesia tak cuma soal Belanda, Jepang atau Inggris. Kehadiran bangsa Jerman di Indonesia yang saat itu bernama Hindia juga memberikan banyak coretan sejarah menarik.

Tak cuma Kriegsmarine alias angkatan laut Jerman yang lalu lalang di perairan Indonesia, sejumlah warga sipil Jerman pernah tinggal di Indonesia. Umumnya mereka menjadi pekerja, pengusaha, dokter, seniman, atau pemilik perkebunan. Nah, Mayoritas warga Jerman di Indonesia adalah pendukung Partai Nazi.

Buktinya ketika Nazi dan Hitler menguasai Jerman, Januari 1933, sekelompok warga Jerman menyambut dengan antusias dengan menghimpun 1.000 tanda tangan orang Jerman di Hindia untuk mendukung pemerintahan Adolf Hitler .

Meski tidak seluruh orang Jerman tidak bisa memberikan tanda tangannya, dipastikan hampir seluruh warga Jerman di Hindia mendukung pemerintahan baru Hitler di Jerman.

Bendera swastika milik Nazi pun pernah berkibar di Jakarta, Bogor dan kota-kota besar lain di Indonesia tahun 1940-1945. Persekutuan Jerman dan Jepang membuat, aktivis Nazi bisa beraktifitas dengan leluasa saat itu di Indonesia.

"Banyak ekspatriat asal Jerman yang kerap berkumpul dan membahas masalah politik. Walau tak mendirikan cabang Nazi secara resmi di Indonesia, mereka cukup sering melakukan pertemuan politik," kata peneliti soal Jerman dan Nazi di Indonesia, Alif Rafik Khan saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (22/11).

Di bidang kemiliteran, Jerman mengerahkan armada kapal selamnya ke perairan sekitar Indonesia selama Perang Dunia II. Kekuatan kapal selam U-Boat itu tergabung dalam Monsoon Group. Salat satu tujuan mereka memutus jalur logistik pasukan sekutu dengan Asia Tenggara.

Namun menurut Alif, yang lebih utama, kapal-kapal selam itu dijadikan kapal pengangkut karet. Hitler sangat membutuhkan karet untuk kebutuhan peperangan, sementara laut dan udara dikuasai sekutu. Cara paling efektif adalah menggunakan kapal selam sebagai sarana transportasi.

Tentu saja para awak U-Boat sedikit ngambek. Mereka satuan elite, kok cuma dijadikan kapal transport? Apalagi di Atlantik kapal-kapal selam U-Boat dikenal sebagai serigala pemangsa kapal perang sekutu.

"Mereka sangat membenci pekerjaan sebagai kapal transport itu," ujar Alif.

Walau begitu, tetap saja U-Boat tercatat beberapa kali menenggelamkan kapal musuh. Contohnya Kapal U-168 total mengandaskan tiga kapal musuh dengan bobot gabungan 8.008 ton dan merusak satu kapal musuh berbobot 9.804 ton. Sementara U-183 sudah menenggelamkan lima kapal yang memiliki total berat 30,052 ton dan satu kapal seberat 6,993 ton.

Kehadiran Nazi di Indonesia juga menimbulkan dugaan kalau Hitler mati di Indonesia. Banyak cerita menarik soal Nazi di Indonesia yang dikumpulkan tim merdeka.com. Selamat membaca.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar