Ancaman asteroid yang meneror Bumi di masa depan masih hangat
diperbincangkan. Kali ini, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ikut turun
tangan. Majelis Umum PBB menyetujui rencana badan antariksa dunia untuk
mempertahankan Bumi dari serangan batu ruang angkasa itu.
NPR
melansir, Senin 4 November 2013, pengajuan badan antariksa dunia itu
akan diadopsi oleh majelis umum akhir tahun ini. Dalam pengajuannya,
badan ruang angkasa dunia akan melakukan dua cara jitu untuk menangkis
serangan asteroid.
Pertama, menciptakan sebuah instalasi
peringatan, International Asteroid Warning Network, yang memungkinkan
berbagai negara saling berbagi informasi seputar asteroid. Jejaring ini
juga melibatkan para ahli badan antariksa berbagai negara untuk mencari
asteroid kecil sekalipun yang berpotensi membahayakan Bumi.
Kedua,
badan antariksa dunia akan membuat cara mengalihkan asteroid dari bumi.
Tantangannya saat ini bukanlah pada asteroid berukuran raksasa,
misalnya 1 kilometer. Ancaman datang dari hujan asteroid kecil, ukuran
450 kaki, atau 137 meter, yang diperkirakan bisa melewati atmosfer Bumi.
Robot penghantam
Sebuah
kelompok internasional PBB akan menguji strategi membelokkan asteroid
dengan menggunakan robot pesawat ruang angkasa. "Robot itu akan
menghantam asteroid," tegas astronot veteran NASA, Tom Jones. Robot itu
diposisikan mengubah arah batu ruang angkasa yang masuk sehingga tak
menabrak Bumi.
Jones mengatakan, biaya untuk membangun robot
penghantam itu sama dengan biaya membuat kendaraan penjelajah Mars,
Curiosity, mencapai US$2,5 miliar, setara Rp28,4 triliun. Fantastis.
Bukan harga yang murah.
Soal mengapa perlunya robot pesawat itu,
Jones beralasan, teknologi teleskop NASA saat ini belum mampu melihat
asteroid yang kecil. Untuk itulah robot itu menjadi pilihan yang
realistis.
"Teleskop
tak cukup sensitif melihat asteroid gelap, kecil, dan jauh. Yang bisa
dilihat itu pun secara tak sengaja saat asteroid melintas dekat ke
Bumi," jelas Jones.
Sebenarnya, pada tahun 2005 lalu, Kongres AS
sudah mengeluarkan undang-undang yang meminta NASA menemukan 90 persen
dari asteroid kecil sampai tahun 2020.
Saat itu, kata Lindley
Johnson, Eskekutif Program Objek Dekat Bumi NASA mengatakan butuh
teleskop sensor inframerah khusus ruang angkasa untuk melacak asteroid
yang dimaksud. Sayangnya, saat itu dananya kurang memungkinkan.
Resolusi PBB
Sedangkan
Sergio Camacho-Lara, Direktur PBB untuk urusan ruang angkasa berharap
lebih pada PBB, sebab forum di PBB merupakan cara terbaik memastikan
pemerintah negara dunia agar mulai berpikir tentang ancaman serius
asteroid.
Sampai saat ini, kata Camacho-Lara, dalam 50 tahun
terakhir hanya empat resolusi yang telah disepakati dan sayangnya belum
diadopsi Majelis Umum PBB.
"Dalam lima-sepuluh tahun ke depan,
kami akan menemukan setengah juta atau lebih asteroid, jadi besarnya
masalah ini lebih besar dari apa yang kita miliki sekarang," kata
Camacho-Lara.
"Ancaman asteroid itu benar-benar ada. Ini adalah
waktu yang tepat untuk menemukan mereka (asteroid) sebelum benar-benar
menabrak kita," ujar dia.
Negara anggota PBB yang aktif
berpartisipasi isu asteroid ini adalah AS, Inggris, negara anggota badan
antariksa Eropa, Rusia, Jepang, Nigeria, dan Meksiko.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar