Senin, 04 November 2013

SBY, Sultan Brunei, dan Xanana Buka Bali Democracy Forum 2013

Pemimpin dari tiga negara dijadwalkan membuka Forum Demokrasi Bali (BDF) 2013, yang akan diselenggarakan pada 7-8 November. Selain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dua kepala negara lainnya yang turut membuka forum tahunan bincang-bincang mengenai demokrasi di seluruh dunia
itu adalah Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam dan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao.

Demikian kata Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa, usai menerima kunjungan Perwakilan Tinggi Uni Eropa (UE) untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Catherine Ashton di Pejambon, pada Senin 4 November 2013. Menurut Marty akan ada sedikit perubahan dalam penghelatan BDF tahun 2013.

"Pertemuan tahun ini akan kembali kepada format asal, yakni esensinya dilakukan tingkat Menteri dengan pengecualian beberapa kepala negara yang juga berkenan menghadiri pertemuan ini pada sesi pembukaan," ujar Marty.

Selain perwakilan dari Timor Leste dan Brunei Darussalam yang sudah dipastikan hadir, akan ada 82 negara lainnya yang ikut berpartisipasi dalam forum yang digelar di kawasan Nusa Dua itu. Total dari delegasi, turut terdapat 30 Menteri baik Menteri Luar Negeri maupun Menteri terkait lainnya.  "Bisa juga Duta Besar atau utusan khusus lainnya," kata dia.

BDF tahun ini mengambil tema "Mengkonsolidasikan Demokrasi Dalam Masyarakat yang Plural." Tujuannya untuk mendorong pemajuan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.

Dalam forum ini, kata Marty, dapat dijadikan ajang untuk berbagi pandangan Indonesia dalam menyampaikan apa saja yang telah dicapai oleh Pemerintah.

"Intinya forum ini dapat digunakan sebagai ajang berbagi pengalaman karena melalui acara ini tidak saja mempertemukan negara yang pembangunan tingkat pembangunan demokrasinya berbeda," tutur Marty.

Forum ini, lanjut Marty, juga dapat digunakan sebagai ajang untuk memperoleh pembelajaran soal pencapaian yang dilakukan negara delegasi lainnya dalam hal demokrasi.

Marty memandang penting masalah demokrasi, lantaran apabila tidak dikelola dengan baik, bisa dengan cepat mengarah ke masalah konflik antara negara.

"Contoh nyata bisa kita lihat apa yang terjadi di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah. Dari isu demokrasi kemudian melebar menjadi ketegangan dan geo politk lainnya. Ini merupakan sumbangsih dari Indonesia untuk mencoba menciptakan kawasan yang kondusif," kata dia.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar