Pemimpin dari tiga negara dijadwalkan membuka Forum Demokrasi Bali (BDF)
2013, yang akan diselenggarakan pada 7-8 November. Selain Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, dua kepala negara lainnya yang turut membuka
forum tahunan bincang-bincang mengenai demokrasi di seluruh dunia
itu
adalah Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam dan Perdana
Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao.
Demikian kata Menteri Luar
Negeri RI, Marty Natalegawa, usai menerima kunjungan Perwakilan Tinggi
Uni Eropa (UE) untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan,
Catherine Ashton di Pejambon, pada Senin 4 November 2013. Menurut Marty
akan ada sedikit perubahan dalam penghelatan BDF tahun 2013.
"Pertemuan
tahun ini akan kembali kepada format asal, yakni esensinya dilakukan
tingkat Menteri dengan pengecualian beberapa kepala negara yang juga
berkenan menghadiri pertemuan ini pada sesi pembukaan," ujar Marty.
Selain
perwakilan dari Timor Leste dan Brunei Darussalam yang sudah dipastikan
hadir, akan ada 82 negara lainnya yang ikut berpartisipasi dalam forum
yang digelar di kawasan Nusa Dua itu. Total dari delegasi, turut
terdapat 30 Menteri baik Menteri Luar Negeri maupun Menteri terkait
lainnya. "Bisa juga Duta Besar atau utusan khusus lainnya," kata dia.
BDF
tahun ini mengambil tema "Mengkonsolidasikan Demokrasi Dalam Masyarakat
yang Plural." Tujuannya untuk mendorong pemajuan prinsip-prinsip
demokrasi dan hak asasi manusia.
Dalam forum ini, kata Marty,
dapat dijadikan ajang untuk berbagi pandangan Indonesia dalam
menyampaikan apa saja yang telah dicapai oleh Pemerintah.
"Intinya
forum ini dapat digunakan sebagai ajang berbagi pengalaman karena
melalui acara ini tidak saja mempertemukan negara yang pembangunan
tingkat pembangunan demokrasinya berbeda," tutur Marty.
Forum
ini, lanjut Marty, juga dapat digunakan sebagai ajang untuk memperoleh
pembelajaran soal pencapaian yang dilakukan negara delegasi lainnya
dalam hal demokrasi.
Marty memandang penting masalah demokrasi,
lantaran apabila tidak dikelola dengan baik, bisa dengan cepat mengarah
ke masalah konflik antara negara.
"Contoh nyata bisa kita lihat
apa yang terjadi di kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah. Dari isu
demokrasi kemudian melebar menjadi ketegangan dan geo politk lainnya.
Ini merupakan sumbangsih dari Indonesia untuk mencoba menciptakan
kawasan yang kondusif," kata dia.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar