Senin, 18 November 2013

Indonesia disadap 5 negara, vendor ponsel diduga terlibat

Penyadapan dan mata-mata yang dilakukan Australia ternyata bukan merupakan operasi tunggal, tapi melibatkan lima negara lain.

Ke-5 negara tersebut dikenal dengan nama Lima Mata atau Five Eyes. Lima negara yang tergabung dalam Five Eyes ini adalah Australia sendiri, Inggris, Amerika Serikat, Kanada dan Selandia Baru.

Hal ini terungkap dari data presentasi atau slide yang disampaikan DSD sebagai pelaksana penyadapan yang menyebut bahwa penyadapan yang dilakukan Australia membutuhkan dukungan dari UKUSA--yang merupakan perjanjian multilateral Lima Mata dikarenakan penyadapan juga memerlukan bantuan, baik kesadaran maupun dengan penekanan dari penyelenggara telekomunikasi dan internet.

Dengan memasukkan informasi mengenai merk dan jenis ponsel, dimungkinkan ada upaya penyadapan dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan penyedia atau vendor ponsel. Apalagi, semua vendor ponsel Indonesia adalah asing.

Dari informasi itu pula diketahui, bahwa penyadapan tidak hanya fokus terhadap pembicaraan telepon saja, melainkan juga penyadapan melalui komunikasi internet.

Dari informasi itu pula diketahui, bahwa penyadapan tidak hanya fokus terhadap pembicaraan telepon saja, melainkan juga penyadapan melalui komunikasi internet.  

Beberapa pejabat tinggi negara yang menjadi korban penyadapan adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono, Wapres Boediono dan pejabat tinggi lainnya.

Setidaknya, dari daftar, ada 10 pejabat yang disadap berikut informasi mengenai merek dan tipe handset atau ponsel pejabat tersebut. Mayoritas pejabat menggunakan Nokia E90-1.

Menurut data power point yang merdeka.com dapat dari Indonesia ICT Institute, pada list 'IA Leadership Targets' terdapat nama, Jusuf Kalla, mantan menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati dan mantan jubir Presiden SBY yang serta mantan menteri pemuda dan olahraga, Andi Mallarangeng, mantan panglima TNI Widodo AS, mantan Menteri Negara BUMN dan Menkominfo Sofyan Djalil.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar