"Layanan ini berjalan di atas open source. CBNCloud Stack yang kami bangun ini akan meningkatkan produktivitas pengguna sekaligus mengurangi biaya operasional dan akhirnya menguntungkan perusahaan," ujar Budhi Wibawa, CEO PT. Cyberindo Mega Persana, penyedia layanan CBNCloud, usai peluncuran layanan di Hotel Mulia, Senayan Jakarta, Selasa 12 November 2013.
Budhi mengatakan layanan komputasi awan terbuka ini menggunakan teknologi OpenStack, sebuah program analitik yang awalnya dikembangkan oleh Badan Antariksa AS (NASA).
"Jadi arsitektur dan teknologi di dalamnya cukup mumpuni. Dulu dikembangkan untuk analisa badai, topan dan tornado," tegasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, awalnya, NASA bersama badan antariksa swasta AS, Rackspace mengembangkan proyek OpenStack, kemudian pada 2010 program ini diberikan kepada komunitas open source, agar dikembangkan secara gratis ke masyarakat.
"Karena dikembangkan secara open source, didukung pemain industri, program ini makin aman, makin stabil dan makin dapat disesuaikan," ujar Budhi.
Keuntungan lain pengembangan layanan komputasi yang digeber secara opern source yakni membuat penyebarannya makin cepat mengingat banyak yang memakainya.
CBNCloud Stack memiliki beberapa fitur andalan. Misalnya Fast Deployment. Fitur ini memungkinkan pembangunan topologi sistem yang cepat dan mudah, arsitektur topologi dapat dibentuk sesuai kebutuhan pelanggan.
"Baik dari sistem yang kompleks sekalipun dilakukan dalam waktu singkat. Total deployment hanya butuh waktu 10 menit untuk berbagai aplikasi," ujar Fabrian Setiadi, Business Solutions Manager PT. Cyberindo Mega Persana menambahkan.
Pengguna juga diberikan fasilitas agar server tak mengalami masalah, dengan disediakan Dual availability Zone, yaitu penempatan sistem pada dua pusat data di lokas berbeda. Jadi misalkan dalam sebuah kejadian, salah satu pusat data ada masalah, sistem atau aplikasi bisa segera dipindah ke pusat data lain.
Satu data center yang sudah ada yang dilimiki CBNCloud saat ini kapasitasnya 0,5 Petabyte atau 500 Terabyte. "Untuk pelanggan CBNCloud Stack, kami sediakan data center baru yang punya kapasitas penyimpanan 1 Petabyte atau 1000 Terabyte," kata Budhi. Untuk satu data center, terdapat 32 note dengan ratusan server.
Fitur lainnya yakni Object Storage, tenpat penyimpanan berbasis obyek, tiap obyek disimpan pada wadah yang fleksibel. Pendekatan ini untuk mengotomatisasi dan menyederhanakan penyimpanan data pada lingkungan komputasi awan.
Selain fitur tersebut,
CBNCloud Stack juga mengedepankan keamanan sistem, fleksibilitas
mendesain jaringan secara mandiri, memiliki kemampuan skala yang berbeda
dan kemudahan pembayaran (pay as you grow). Lebih lanjut ia mengatakan, awalnya, NASA bersama badan antariksa swasta AS, Rackspace mengembangkan proyek OpenStack, kemudian pada 2010 program ini diberikan kepada komunitas open source, agar dikembangkan secara gratis ke masyarakat.
"Karena dikembangkan secara open source, didukung pemain industri, program ini makin aman, makin stabil dan makin dapat disesuaikan," ujar Budhi.
Keuntungan lain pengembangan layanan komputasi yang digeber secara opern source yakni membuat penyebarannya makin cepat mengingat banyak yang memakainya.
CBNCloud Stack memiliki beberapa fitur andalan. Misalnya Fast Deployment. Fitur ini memungkinkan pembangunan topologi sistem yang cepat dan mudah, arsitektur topologi dapat dibentuk sesuai kebutuhan pelanggan.
"Baik dari sistem yang kompleks sekalipun dilakukan dalam waktu singkat. Total deployment hanya butuh waktu 10 menit untuk berbagai aplikasi," ujar Fabrian Setiadi, Business Solutions Manager PT. Cyberindo Mega Persana menambahkan.
Pengguna juga diberikan fasilitas agar server tak mengalami masalah, dengan disediakan Dual availability Zone, yaitu penempatan sistem pada dua pusat data di lokas berbeda. Jadi misalkan dalam sebuah kejadian, salah satu pusat data ada masalah, sistem atau aplikasi bisa segera dipindah ke pusat data lain.
Satu data center yang sudah ada yang dilimiki CBNCloud saat ini kapasitasnya 0,5 Petabyte atau 500 Terabyte. "Untuk pelanggan CBNCloud Stack, kami sediakan data center baru yang punya kapasitas penyimpanan 1 Petabyte atau 1000 Terabyte," kata Budhi. Untuk satu data center, terdapat 32 note dengan ratusan server.
Fitur lainnya yakni Object Storage, tenpat penyimpanan berbasis obyek, tiap obyek disimpan pada wadah yang fleksibel. Pendekatan ini untuk mengotomatisasi dan menyederhanakan penyimpanan data pada lingkungan komputasi awan.
Saat ini pengguna solusi komputasi awan besutan CBNCloud di Indoensia sudah mencapai 600 perusahaan. Diprediksi tahun depan jumlah pelanggan akan tumbuh dua kali lipat.
"Pelanggan di Indonesia mayoritas situs portal berita. Juga digunakan start up, perusahaan enterprise sampai UKM," ujar Budhi. Dalam melakukan pemasangan sistem, CBNCloud masih disokong Mirantis Inc, penydia solusi OpenStack dari AS.
Saat ini teknologi Openstack telah dibackup oleh lebih dari 10.000 anggota individual dari 130 negara. Untuk harga layanan, dimulai dari Rp 450.000 (small) hingga Rp 14 Juta (ultimate).
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar