Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring
mengatakan, serangan yang dilakukan sejumlah peretas Indonesia terhadap
situs-situs asal Australia dan Amerika Serikat (AS) merupakan
pelanggaran terhadap hukum. Ia menegaskan, banyaknya kasus peretasan
juga tidak ada kaitannya dengan isu penyadapan.
"Mengenai
penyadapan itu kan belum diakui oleh pemerintah Australia, kedua di
dalam negeri sendiri hacking itu melanggar undang-undang ITE," ujar
Tifatul saat menghadiri sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden,
Jakarta, Kamis (14/11).
Tak hanya Indonesia, peretasan yang
dilakukan terhadap situs tertentu juga bertentangan dengan hukum
internasional. "Internasional juga enggak boleh menghacking, makanya kan
enggak ketahuan siapa yang melakukannya," lanjutnya.
Ketika
disinggung apakah menolak tindakan yang dilakukan para peretas, mantan
Presiden PKS ini menolak memberikan jawaban. "Saya tidak tahu mereka
penyerang apa dan apa yang diserang," pungkasnya.
Sebelumnya,
serangan hacker Indonesia ke situs-situs penting Australia terlihat dari
sebuah laman grup terbuka di Facebook dan laman event
#StopSpyingOnIndonesian. Dari sanalah, komando, penentuan target
sasaran, dan langkah-langkah atau tools yang perlu disiapkan terungkap.
Berdasarkan
pantauan merdeka.com, kedua laman Facebook yang bisa diakses siapa saja
tersebut, terlihat rasa nasionalisme yang sangat besar dari sedikitnya
500 hacker yang tergabung di dalamnya.
Komandan penyerangan
#OpAustralia Om-Jin selaku Co Founder The Indonesian Security Down
mengungkapkan apa yang akan mereka lakukan adalah untuk masyarakat
Indonesia. Om-Jin juga menyinggung soal Istana yang tidak setuju hacker
Indonesia serang situs Australia, bahwa tidak ada yang dilanggar dengan
apa yang mereka lakukan di negara yang demokratis.
"Ini adalah
protes kami, selagi Anda (bapak Presiden) tutup mata. Dalam operasi ini
kami akan terus bombardir lawan, karena kami tidak pernah merugikan
keuangan negara, tidak korupsi, tidak memakan uang rakyat, dan tidak
melakukan pencucian uang," ungkapnya dalam laman grup terbuka Indonesia
Security Down di Facebook.
Dia melanjutkan bahwa operasi
penyerangan ke situs Australia tidak menggunakan uang negara, dan
kelompok hacker itu hanya ingin membuktikan bahwa mereka melakukan hal
tersebut hanya semata-mata agar privasi Indonesia tidak terusik.
Tak
lupa kepada pasukannya, Om-Jin berpesan agar tidak men-deface situs
Australia secara acak demi mencegah cyber war dan demi menjaga negara
Indonesia juga, dan tidak usah mencari ketenaran atau perhatian.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar