Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, mulai menunjukkan
perubahan sikap ketika merespons isu penyadapan yang dilakukan Badan
Keamanan Nasional AS (NSA). Menurutnya, apa yang dilakukan NSA sudah
melampaui batas.
Laman Dailymail, Jumat 1 November 2013,
melansir pernyataan Kerry ketika berbicara melalui telekonferensi dalam
acara pertemuan tingkat tinggi Kemitraan Terbuka Antar Pemerintah (OGP)
di London.
Kerry mengaku, ia dan Presiden AS Barack Obama merasa
bersalah, karena aksi spionase itu berjalan tanpa pemberitahuan kepada
mereka berdua.
Aksi "autopilot" itu, disebut Kerry sudah
berlangsung sejak tragedi kemanusiaan 11 September 2001. Namun, dia
memastikan tidak ada satu pun hak warga sipil yang dilanggar dalam aksi
NSA tersebut.
"Dalam beberapa kasus, aksi itu sudah melewati
batas dan tidak sesuai. Presiden Obama memutuskan untuk menjelaskan
kepada publik. Dia juga sedang meninjau program itu supaya tidak ada
satu pun yang merasa haknya dilanggar," ujar Kerry.
Aksi NSA, ia menjelaskan, dilakukan untuk kebaikan dan operasi penyadapannya terbukti menyelamatkan banyak nyawa.
"Kini,
kita semua berhadapan dengan sebuah dunia di mana warga rela meledakkan
diri mereka sendiri. Ada banyak aksi ekstremisme di dunia dan mereka
cenderung memiliki kemampuan untuk membunuh dan meledakkan orang serta
menyerang pemerintah," kata dia.
Lagipula, lanjut Kerry, tidak masalah menyadap selama bisa menghentikan aksi teror sebelum itu terjadi.
"Kami
pada akhirnya berhasil mencegah pesawat yang akan dibajak,
gedung-gedung yang akan diledakkan dan warga yang yang akan dibunuh. Itu
semua karena kami belajar dari peristiwa sebelumnya," imbuh Kerry.
Sementara
para anggota Kongres AS dijadwalkan akan bertolak ke Eropa dalam waktu
dekat untuk membantu mengatasi isu terkait tuduhan spionase yang
dilakukan Negeri Paman Sam. Selain itu, mereka berniat meyakinkan
pejabat tinggi Eropa untuk terus melanjutkan kerjasama anti teror.
Senator
asal Connecticut, Chris Murphy, mengaku khawatir dengan ancaman para
pemimpin Eropa yang berniat menghentikan kerjasama mengantisipasi
organisasi teror, karena sudah keburu frustasi dengan aksi penyadapan
NSA.
"Sangat penting bagi kepentingan nasional AS agar Eropa
tetap bekerja sama dengan kami dan menghormati upaya pencegahan tindak
anti teror. Dan saya akan ke Eropa untuk menjelaskan kepada mereka
supaya terus bekerja sama dan tidak larut dalam kemarahan terhadap
program NSA," kata Murphy.
Para pemimpin negara Eropa, menurut
Murphy, seharusnya juga jujur kepada warganya soal fakta tidak hanya AS
yang melakukan penyadapan.
"Kami dapat mengubah program pengawasan itu agar lebih dapat melindungi hak-hak warga Eropa," kata Murphy.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar