Sabtu, 02 November 2013

Menlu AS Akui Aksi Penyadapan Sudah Keterlaluan

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, mulai menunjukkan perubahan sikap ketika merespons isu penyadapan yang dilakukan Badan Keamanan Nasional AS (NSA). Menurutnya, apa yang dilakukan NSA sudah melampaui batas.


Laman Dailymail, Jumat 1 November 2013, melansir pernyataan Kerry ketika berbicara melalui telekonferensi dalam acara pertemuan tingkat tinggi Kemitraan Terbuka Antar Pemerintah (OGP) di London.

Kerry mengaku, ia dan Presiden AS Barack Obama merasa bersalah, karena aksi spionase itu berjalan tanpa pemberitahuan kepada mereka berdua.

Aksi "autopilot" itu, disebut Kerry sudah berlangsung sejak tragedi kemanusiaan 11 September 2001. Namun, dia memastikan tidak ada satu pun hak warga sipil yang dilanggar dalam aksi NSA tersebut.

"Dalam beberapa kasus, aksi itu sudah melewati batas dan tidak sesuai. Presiden Obama memutuskan untuk menjelaskan kepada publik. Dia juga sedang meninjau program itu supaya tidak ada satu pun yang merasa haknya dilanggar," ujar Kerry. 

Aksi NSA, ia menjelaskan, dilakukan untuk kebaikan dan operasi penyadapannya terbukti menyelamatkan banyak nyawa.

"Kini, kita semua berhadapan dengan sebuah dunia di mana warga rela meledakkan diri mereka sendiri. Ada banyak aksi ekstremisme di dunia dan mereka cenderung memiliki kemampuan untuk membunuh dan meledakkan orang serta menyerang pemerintah," kata dia.

Lagipula, lanjut Kerry, tidak masalah menyadap selama bisa menghentikan aksi teror sebelum itu terjadi.

"Kami pada akhirnya berhasil mencegah pesawat yang akan dibajak, gedung-gedung yang akan diledakkan dan warga yang yang akan dibunuh. Itu semua karena kami belajar dari peristiwa sebelumnya," imbuh Kerry.

Sementara para anggota Kongres AS dijadwalkan akan bertolak ke Eropa dalam waktu dekat untuk membantu mengatasi isu terkait tuduhan spionase yang dilakukan Negeri Paman Sam. Selain itu, mereka berniat meyakinkan pejabat tinggi Eropa untuk terus melanjutkan kerjasama anti teror.

Senator asal Connecticut, Chris Murphy, mengaku khawatir dengan ancaman para pemimpin Eropa yang berniat menghentikan kerjasama mengantisipasi organisasi teror, karena sudah keburu frustasi dengan aksi penyadapan NSA.

"Sangat penting bagi kepentingan nasional AS agar Eropa tetap bekerja sama dengan kami dan menghormati upaya pencegahan tindak anti teror. Dan saya akan ke Eropa untuk menjelaskan kepada mereka supaya terus bekerja sama dan tidak larut dalam kemarahan terhadap program NSA," kata Murphy.

Para pemimpin negara Eropa, menurut Murphy, seharusnya juga jujur kepada warganya soal fakta tidak hanya AS yang melakukan penyadapan.

"Kami dapat mengubah program pengawasan itu agar lebih dapat melindungi hak-hak warga Eropa," kata Murphy.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar