Pada Senin kemarin, untuk kali pertama Pengadilan Akademi Kepolisian
Kairo menggelar persidangan terhadap mantan Presiden terguling Mesir,
Muhammed Mursi. Mursi tiba di ruang sidang dengan mengenakan jas
berwarna biru lengkap dengan kemeja putih.
Namun, sidang
terpaksa ditunda karena Mursi menolak mengenakan baju terdakwa berwarna
putih seperti yang dikenakan oleh 14 pemimpin Kelompok Ikhawanul
Muslimin (IM). Kantor berita BBC, Senin 4 November 2013 melansir sidang
berlangsung rusuh.
Ke-14 terdakwa yang berada di dalam sel
penjara di ruang pengadilan kerap berteriak "ilegal". Mereka menganggap
bahwa sidang yang dihelat kemarin tidak sah.
Respons serupa juga
diungkapkan Mursi. Ketika Hakim menanyakan nama Mursi, mantan orang
nomor satu di Mesir itu menantang pengadilan. "Saya
Dr. Mohammed Mursi, Presiden Republik negara ini. Saya Presiden Mesir
yang sah. Anda tidak memiliki hak untuk menggelar sebuah persidangan
terhadap Presiden yang sah," kata Mursi.
Mendengar
respons Mursi itu, hakim sempat menunda untuk memulai sidang sebanyak
dua kali. Akhirnya, mereka sepakat menunda sidang dan kembali
menggelarnya pada tanggl 8 Januari 2014.
Usai sidang ditunda,
Mursi lantas dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan di Iskandariah.
Sebelumnya, sebuah laporan sempat menyebut, Mursi akan ditahan di LP
Tora yang berlokasi di pinggiran ibukota Kairo. Namun, sebelum sidang
Senin kemarin, dia masih ditahan di sebuah tempat rahasia milik rezim
militer.
Menurut laporan petugas keamanan kepada BBC, sebelum
dibawa ke penjara di Alexandria, Mursi dilarikan ke RS penjara terlebih
dahulu untuk pengecekan medis rutin. Kini Mursi, kata petugas keamanan
itu, tengah menunggu sebuah laporan medis yang menyatakan apakah dia
akan langsung dikirim ke sel tahanan atau tetap berada di RS.
Di
antara ke-14 figur penting kelompok IM yang ikut disidang bersama
Mursi, nampak hadir Essam el-Erian, Mohammed al-Beltagi dan Ahmed Abdel
Aatie. Ketiganya dilaporkan tiba di ruang sidang dengan menumpang
kendaraan militer.
Tidak ada satu pun rekaman gambar televisi
selama persidangan berlangsung, kendati jurnalis diizinkan masuk ke
ruang sidang dan dibolehkan mengambil foto.
Sebelum sidang
dimulai, BBC sempat berbincang dengan salah satu terdakwa, Wakil
Pemimpin kelompok IM, Essam el-Erian. Dia menyebut salah seorang
rekannya yang turut ditahan, kerap disiksa dengan cara menyiramkan air
dan memukulinya hingga babak belur.
Bisa Divonis Mati
Ini
merupakan kali pertama penampakan Mursi di hadapan publik setelah
digulingkan oleh rezim militer yang dipimpin Jenderal Abdel Fattah
al-Sisi, tanggal 3 Juli lalu. Dia dituduh menghasut para pendukungnya
melakukan aksi pembunuhan berencana sehingga menewaskan 10 orang dalam
sebuah kerusuhan pada Desember 2012 silam.
Menurut para ahli
hukum, apabila terbukti bersalah, Mursi dapat dibui seumur hidup atau
dikenakan hukuman terberat yakni vonis mati.
Sementara di mata
penasihat senior komunikasi Mursi, Wael Haddara, proses persidangan yang
dialami mantan Presiden itu, hanyalah sandiwara belaka dan tidak dapat
memberikan keputusan yang objektif. Haddara berkesimpulan demikian
karena semua yang terlibat di dalam sidang itu ditunjuk oleh rezim
militer.
"Ini merupakan pengadilan kangguru. Tidak hanya
peradilan yang telah diatur oleh militer, tetapi seluruh sistem di
negeri ini, mulai dari Presiden sementara, anggota kabinet, hingga Jaksa
Penuntut. Semuanya ditunjuk oleh rezim militer. Publik menilai hal ini
akan bias," ujar Haddara.
Haddara justru mempertanyakan apa yang
ditakutkan oleh rezim militer. "Mengapa mereka tidak justru membiarkan
Mursi berbicara? Bahkan setiap napi pun memiliki hak untuk itu," imbuh
dia.
Untuk menjaga persidangan berjalan lancar, Pemerintah
mengerahkan sekitar 20 ribu personel keamanan supaya mencegah tidak
terjadi peperangan antar dua kubu warga Mesir.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar