Sabtu, 09 November 2013

Pakar: Cyber Army Perlu SDM Andal

Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) andal untuk mendukung pembentukan cyber army atau tentara siber, kata pakar teknologi informasi Universitas Negeri Semarang Sugiyanto.


"Cyber army ini penting dimiliki. Perang atau serangan yang mengancam kedaulatan negara bukan hanya sebatas fisik, tetapi juga di dunia maya atau biasa disebut cyber war," katanya di Semarang.

Menurut Ketua Badan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPTIK) Unnes itu, ancaman dan serangan terhadap pertahanan suatu negara melalui dunia maya bisa terjadi sewaktu-waktu.

Ia mengatakan serangan lewat dunia cyber itu bisa terjadi pada apa pun, terutama sistem yang terkoneksi dengan jaringan, seperti lalu lintas penerbangan atau penyadapan informasi negara yang bersifat rahasia.

"Sebenarnya, wacana pembentukan 'cyber army' ini sudah cukup lama, tetapi sekarang mulai mengemuka kembali. Sebab, keberadaan tentara siber ini memang sangat penting untuk menjaga pertahanan negara," katanya.

Kejahatan siber (cyber crime), kata dia, sebenarnya bagian kecil dari "cyber war" sehingga langkah penanggulangan yang disiapkan harus berbeda, termasuk personel yang ditugaskan untuk kepentingan itu.

Kalau kejahatan siber, ia menjelaskan, cenderung bersifat sporadis, seperti membajak akun, menyalahgunakan identitas orang untuk mengambil keuntungan lewat dunia maya, atau meretas situs-situs tertentu.

Namun, kata Sugiyanto, cyber war cenderung terprogram dan dampaknya lebih besar dibandingkan dengan kerugian secara material, misalnya membajak lalu lintas penerbangan hingga lumpuh sehingga mengancam keamanan nasional.

"Bisa juga menyadap informasi-informasi rahasia negara melalui satelit, dan sebagainya. Ini pentingnya ada cyber army. Kalau cyber crime cukup diserahkan penanganannya pada kepolisian," katanya.

Ia memastikan bahwa Indonesia punya cukup banyak SDM yang ahli dalam bidang informasi dan teknologi, tetapi kekurangannya lebih pada infrastruktur dan adanya regulasi yang mengatur.

"Saya melihat kendala cyber army ini pada belum adanya regulasi. Setelah itu, persiapkan infrastrukturnya secara memadai. Kalau SDM, kita punya banyak ahli yang bisa diandalkan," katanya.

Apalagi, kata dia, cyber army tidak membutuhkan banyak personel sebagaimana pasukan-pasukan yang memang disiapkan untuk menghadapi serangan secara fisik, tetapi yang penting sistemnya terintegrasi.

"Cyber army ini juga tidak perlu banyak tempat. Yang penting terintegrasi. Kalau tentara yang ditugaskan secara fisik harus berpatroli, mereka ini (cyber army) juga. Hanya, berpatrolinya di dunia maya," kata Sugiyanto.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar