Pejabat intelijen Amerika Serikat dan Inggris mengkhawatirkan “kiamat”
bakal menerpa ruang penyimpanan data mereka yang terklasifikasi sangat
rahasia. Mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS (NSA) Edward
Snowden diyakini telah memindahkan materi enkripsi (tulisan dalam
bentuk
kode atau sandi) dalam jumlah banyak ke dalam data cloud – pusat
penyimpanan data virtual yang bisa diakses lewat internet.
Sydney Morning Herald,
26 November 2013, melaporkan sumber di intelijen AS menyatakan ruang
penyimpanan data sementara (cache) yang dibobol Snowden itu berisi
dokumen-dokumen NSA dan agen-agen intelijen negara sekutunya, termasuk
nama agen-agen intelijen AS dan sekutunya, serta nama tujuh pejabat dan
mantan pejabat AS.
Data-data itu sesungguhnya dilindungi dengan
enkripsi canggih. Perlu berlapis-lapis password untuk membuka data
intelijen itu, sedangkan password-password itu dipegang oleh setidaknya
tiga orang berbeda yang identitasnya tidak diketahui. Password-password
tersebut bahkan hanya dapat digunakan dalam waktu yang singkat setiap
harinya.
Juru Bicara NSA dan Direktur Intelijen Nasional AS
menolak berkomentar soal itu. Namun sebuah sumber mengatakan, Snowden
belum mempublikasikan seluruh dokumen yang dimilikinya. Banyak data yang
masih ia simpan sebagai “polis asuransi” terhadap kemungkinan
penangkapan atau penyerangan fisik terhadap dirinya.
Pejabat AS
dan sumber-sumber lainnya membenarkan Snowden belum mempublikasikan
seluruh dokumen rahasia yang ia unduh ketika masih bertugas sebagai
administrator di NSA. Baru sebagian kecil dari data sangat rahasia yang
ia bocorkan.
“Yang terburuk belum datang,” kata mantan pejabat AS
yang ikut menginvestigasi kebocoran data intelijen akibat ulah Snowden.
Sejumlah pejabat administrasi Obama bahkan mengatakan secara diam-diam
bahwa Snowden telah mengunduh cukup banyak materi rahasia sebagai bahan
berita selama dua tahun penuh.
Snowden diyakini mengunduh 50.000
sampai 200.000 dokumen rahasia NSA dan pemerintah Inggris. Buronan AS
itu kini mendapat suaka sementara dari pemerintah Rusia dan tinggal di
Negeri Beruang Merah, bahkan disebut telah mendapat pekerjaan di sana.
Cryptome,
sebuah situs yang mempublikasikan bocoran dokumen-dokumen rahasia
sebelum WikiLeaks dan Snowden muncul, memperkirakan total jumlah dokumen
yang sejauh ini telah dibocorkan Snowden baru 500 lebih. Jumlah ini
amat kecil dibanding 50.000-200.000 dokumen yang kini ia pegang.
Bocoran
dokumen Snowden itu pula yang menyulut ketegangan Jakarta-Canberra.
Badan Intelijen Australia (DSD) terungkap menyadap ponsel Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, istrinya, Wakil Presiden Boediono, dan
sejumlah pejabat tinggi RI pada tahun 2009. SBY yang marah lantas
memutuskan kerjasama intelijen dan militer dengan Australia.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar