Senin, 25 November 2013

Travel Warning Tak Pengaruhi Kunjungan Turis Australia ke Yogya

Memanasnya hubungan Indonesia dan Australia, belum berpengaruh pada jumlah kunjungan wisatawan dari mancanegara, khususnya dari Australia ke Yogyakarta. Padahal diketahui, Pemerintah Australia masih memberlakukan peringatan berkunjung (travel warning) ke Indonesia.

Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Deddy Pranowo, Selasa 26 November 2013, menyatakan sejak hubungan kedua negara memburuk, bahkan ada ancaman sweeping terhadap warga Australia, namun hingga kini belum ada pembatalan kunjungan ke Yogyakarta.

"Sejauh ini belum ada pembatalan turis dari Australia ke Indonesia, khususnya Yogyakarta," kata Deddy kepada VIVAnews.

Menurutnya, Australia masuk dalam 10 besar wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Yogyakarta. Jumlahnya pun cukup signifikan.

"Saya tidak hafal jumlah pasti kunjungan wisatawan dari Australia. Namun masuk dalam 10 besar negara yang warganya berwisata ke Yogyakarta. Jumlah terbanyak wisatawan dari Mancanegara yang datang ke Yogyakarta adalah wisatawan dari Malaysia dan Belanda," katanya.

Deddy menuturkan, tidak adanya gejolak di Yogyakarta terkait dengan aksi penyadapan Australia terhadap presiden SBY dan pejabat lainnya, juga membuat wisatawan asal Negeri Kanguru nyaman untuk berkunjung. Selain itu, Pemerintah DIY juga telah menjamin keamanan wisatawan dan pelajar Australia di Kota Gudeg.

Lebih lanjut Deddy mengatakan, kunjungan wisatawan ke Yogyakarta biasanya merupakan paket wisata Bali-Yogyakarta. Sehingga tujuan utama wisatawan Australia terbanyak adalah pulau Dewata dan Yogyakarta sebagai kunjungan ke dua.

"Memang saat ini kunjungan wisatawan mancanegara terbanyak tetap Pulau Bali," kata dia.

"Pelaku wisata di Yogyakarta berharap permasalahan ini segera selesai dan hubungan Indonesia-Australia normal kembali, karena dampaknya bagi sektor pariwisata sangat terasa," ujarnya.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar