Memanasnya hubungan Indonesia dan Australia, belum berpengaruh pada
jumlah kunjungan wisatawan dari mancanegara, khususnya dari Australia ke
Yogyakarta. Padahal diketahui, Pemerintah Australia masih memberlakukan
peringatan berkunjung (travel warning) ke Indonesia.
Sekretaris
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa
Yogyakarta, Deddy Pranowo, Selasa 26 November 2013, menyatakan sejak
hubungan kedua negara memburuk, bahkan ada ancaman sweeping terhadap warga Australia, namun hingga kini belum ada pembatalan kunjungan ke Yogyakarta.
"Sejauh ini belum ada pembatalan turis dari Australia ke Indonesia, khususnya Yogyakarta," kata Deddy kepada VIVAnews.
Menurutnya, Australia masuk dalam 10 besar wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Yogyakarta. Jumlahnya pun cukup signifikan.
"Saya
tidak hafal jumlah pasti kunjungan wisatawan dari Australia. Namun
masuk dalam 10 besar negara yang warganya berwisata ke Yogyakarta.
Jumlah terbanyak wisatawan dari Mancanegara yang datang ke Yogyakarta
adalah wisatawan dari Malaysia dan Belanda," katanya.
Deddy
menuturkan, tidak adanya gejolak di Yogyakarta terkait dengan aksi
penyadapan Australia terhadap presiden SBY dan pejabat lainnya, juga
membuat wisatawan asal Negeri Kanguru nyaman untuk berkunjung. Selain
itu, Pemerintah DIY juga telah menjamin keamanan wisatawan dan pelajar
Australia di Kota Gudeg.
Lebih lanjut Deddy mengatakan, kunjungan
wisatawan ke Yogyakarta biasanya merupakan paket wisata
Bali-Yogyakarta. Sehingga tujuan utama wisatawan Australia terbanyak
adalah pulau Dewata dan Yogyakarta sebagai kunjungan ke dua.
"Memang saat ini kunjungan wisatawan mancanegara terbanyak tetap Pulau Bali," kata dia.
"Pelaku
wisata di Yogyakarta berharap permasalahan ini segera selesai dan
hubungan Indonesia-Australia normal kembali, karena dampaknya bagi
sektor pariwisata sangat terasa," ujarnya.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar