Sabtu, 09 November 2013

PES 2014 PES 2014 Demo Hands-on Impression

Setelah kemarin Gamexeon membedah berbagai fitur dan elemen baru dari FIFA 14, kali ini giliran game tandingannya yang bakal kita bedah kali ini. Apalagi kalau bukan seri Pro Evolution Soccer terbaru alias PES 2014? Lo semua udah pada tahu gimana makin fluid dan realistisnya gameplay
FIFA 14 lewat demo yang baru-baru ini dirilis, lalu apa langkah Konami untuk menyaingi FIFA 14 selain mengandalkan kemampuan engine baru buat PES 2014 tahun ini?


Orang bilang jangan pernah menilai buku dari sampulnya tapi dari isinya, ungkapan itu emang bener. Tapi untuk bikin orang tertarik buat tahu isi dari suatu buku pasti pilih-pilih sampul yang menarik perhatian dong ya. Sayangnya ungkapan ini ngga begitu diperhatiin Konami. Dari tahun ke tahun, dari seri ke seri, tampilan UI menu seri game PES ngga banyak berubah dan terus mengusung tema menu yang struktural, dan ini membosankan. Memang tone warna, background, dan posisi menu boleh aja berubah, tapi hierarki menu yang terlalu struktural jadi terkesan terlalu formal, kaku, ngga luwes. Mungkin memang ciri khas orang Jepang kali ya yang notabene mayoritas pekerja kantoran yang cenderung deskriptif dalam memaparkan suatu hal. Boleh jadi tampilan menu yang paling mending di antara seri PES adalah PES 2012.




Oke, cukup bahasan soal UI PES 2014, sekarang beralih ke mode gameplay yang tersedia dari versi demonya. Boleh dibilang Konami cukup pelit dalam memberikan fitur mode permainan karena lo cuman bisa icip-icip exhibition match & beberapa jenis mode training aja. Sisa fitur yang bakal ada dalam PES 2014 bisa lo baca-baca via manual yang bikin insomnia lo hilang dalam sekejap.
Masuk ke dalam mode pertandingan hadir sederet tim yang bisa lo jajal di versi demo PES 2014 antara lain seperti klub Bayern Munchen, Santos FC, Manchester United, Colo-Colo, Boca Juniors, dan timnas Inggris, Jerman, Itali, Spanyol, Perancis, serta Portugal. Gue suka mainin timnas karena paling seru pas dengerin lagu kebangsaan masing-masing negara di awal pertandingan. Anehnya dari keenam timnas yang ada di demo PES 2014, cuman Itali dan Spanyol aja yang ngga punya adegan pas nyanyi lagu kebangsaan. Apa memang tim developer lupa masukin datanya ke dalam demo atau memang ngga ada? Ya berharap aja ntar setiap timnas semua negara bakal punya data audio national anthem. Penasaran juga kalau misal ada timnas Indonesia, lagu Indonesia Raya pasti bakal bisa dikumandangkan dengan gagah oleh para supporter dalam game.


Setelah dibuat terkesima dengan lagu nasional beberapa timnas dan tone warna yang cerah dari rumput dan environment stadion, gue ngerasa canggung dengan kontrol yang berasa kaku. Bukan, ini bukan karena sebelumnya gue habis main demo FIFA 14. Sebelum mulai nyicip demo PES 2014, gue balik membiasakan diri dari kontrol PES 2013 lebih dulu. Kalo lo simak baik-baik cara pemain bergerak menggiring dan menggocek bola memang bisa dipastikan kontrol kaki pemain dalam menghandle bola memang kaku. Gerakan pemain PES 2014 jelas-jelas Ball-driven. Setiap lo mencoba melakukan manuver-manuver dribble gerak kaki pemain justru terpaku dengan arah bola dan pemain ngga punya inisiatif mencoba membelokkan arah bola secara langsung ketika posisi bola cukup jauh dari tubuh pemain.
Satu lagi kekurangan PES 2014 terletak pada tingkat kecerdasan AI. Meski lo udah nyoba tiap tingkat kesulitan, lo ngga bakal ngerasain perbedaan kecerdasan AI yang cukup signifikan. Sama-sama terlalu gampang buat dilawan. Kebodohan AI ngga cuman berlaku buat lawan lo, tapi juga buat rekan satu tim lo. Di PES 2014 kerasa banget temen lo kurang responsif dalam menerima umpan-umpan terobosan. Di PES 2014 justru lebih efektif ketika lo melakukan umpan-umpan biasa. So, kalau lo berniat nyari tantangan buat main bola dengan tingkat kesulitan tinggi, FIFA 14 lah jawabannya.



Terlepas dari mekanika kontrol yang begitu canggung, Konami berhasil menawarkan kinerja game yang ditenagai dengan Havok dan Fox engine sehingga bisa menampilkan teknologi Physics yang keren. Lo bisa lihat dari tingkat kedetilan tekstur dalam game, mulai dari wajah pemain lo bisa lihat pori-pori wajah dengan jelas, tekstur keringat, facial hair, sampai bekas codet seperti punya Ribery dan Lescott sekalipun dibuat persis seperti pemain aslinya. Yang makin bikin PES 2014 terlihat oke, animasi kerutan dan urat nadi wajah pemain bisa lo lihat ketika ekspresi muka mereka berubah-ubah. Ngga cuman muka, dari seragam pemain lo juga bisa lihat jersey dengan kualitas tekstur tinggi sampai-sampai lo bisa lihat lubang kancing sekalipun. Ngga heran ketika lo merhatiin begitu detil karakternya dibikin lo berasa lagi mainin demo Metal Gear Solid V yang sama-sama punya tingkat tekstur karakter yang tinggi. Lebih hebatnya lagi gue mainin demo PES 2014 di current gen console cuy!

Sedikit balik ke teknologi Physics, meski kontrol bola PES 2014 masih kaku, tapi dengan engine yang baru Konami berhasil menghadirkan ke-fluid-an gerakan pemain yang bakal jadi ciri khas seri game PES ke depannya yang ngga bisa dibandingin dengan FIFA.
Kehebatan seri PES yang ngga terkalahkan dari dulu adalah pengambilan sudut kamera dari replay dan highlight pertandingan yang masih lebih memukau dibanding FIFA. Ngga heran sebiasa apapun cara lo ngegolin bakal kelihatan jadi gol cantik di replay dan highlight. Selain itu seri PES juga unggul di lisensi liga Champion yang mereka punya.
Saran gue sih kalau lo lebih berat ke mekanika gameplay yang lebih baik dan menantang, ada baiknya lo main FIFA 14. Tapi kalo lo gamer bola yang ngga terlalu mempermasalahkan gameplay tapi seneng nonton kualitas
gol-gol yang diambil dari sudut pandang kamera yang cantik, lo wajib main PES 2014. Bentar lagi PES 2014 dan FIFA 14 bakal rilis dalam waktu dekat. So, mana yang lo pilih?


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar