Perdana Menteri Australia Tony Abbott optimistis ketegangan diplomatik
antara Jakarta dan Canberra akan berakhir. Abbott telah mengirim surat
balasan untuk Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang amat berang
dengan penyadapan Badan Intelijen Australia (DSD) terhadap dia,
istrinya, Wakil Presiden Boediono, dan sejumlah pejabat tinggi RI lain.
“Pasti
akan ada waktunya bagi hari-hari yang baik, dan hari-hari yang lebih
baik lagi (dalam hubungan Indonesia-Australia). Keputusan saya untuk
tetap menjaga hubungan baik dengan Indonesia semakin kuat. Saya selalu
bersukur Presiden SBY telah dan akan terus menjadi sahabat terbaik
Australia,” kata Abbott seperti dilansir ABC News, Sabtu 23 November 2013.
Namun
Abbott tak mau membeberkan apa isi surat balasan yang ia tulis untuk
SBY. Surat itu kini telah sampai ke tangan Presiden SBY dan tengah
dipelajari isinya. Namun SBY belum berencana untuk menggelar konferensi
pers terkait balasan surat Abbott itu. Ia saat ini tengah berada di Bali
untuk menghadiri Forum Kebudayaan Dunia 2013.
Surat Presiden SBY
kepada Abbott yang dikirim Rabu lalu menuntut penjelasan atas aksi
penyadapan DSD pada Agustus 2009. Sembari menanti tuntutan itu dipenuhi,
Indonesia menghentikan kerjasama militer dan intelijen dengan
Australia, termasuk dalam operasi penanggulangan aksi teror dan
penyelundupan manusia.
PM Australia sebelumnya mengatakan
merespons surat SBY dengan sungguh-sungguh dan sopan. Abbot menyatakan
Australia tetap ingin menjadi mitra terpercaya Indonesia. Ia juga
mengatakan tak bermaksud sedikit pun merusak hubungan erat antara
negaranya dengan Indonesia.
“Hubungan dengan Indonesia adalah
jalinan terpenting yang terus saya pelihara. Sebuah hubungan yang akan
saya pastikan terus berkembang dalam beberapa bulan bahkan beberapa
tahun ke depan,” kata Abbott yang baru dua bulan menjabat sebagai PM
Australia.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar