9 skala richter, yang masuk kategori gempa megathrust.
Indra Jaya, Ketua Ikatan Oseanologi Indonesia (ISOI), mengaku pihaknya memang tidak melakukan penelitian khusus untuk pembangunan jembatan di Selat Sunda, tapi yang diteliti adalah faktor oseanologinya.
"Kondisi Selat Sunda
memang rawan dengan gempa, sehingga diperlukan teknologi tinggi untuk
membuat jembatan yang tidak runtuh saat sewaktu-waktu dihantam gempa,"
kata Indra, di sela-sela acara Inovasi Iptek "Kelautan untuk Penghidupan
dan Kehidupan yang Lebih Baik," di Gedung BPPT, Jakarta, 11 November
2013.
Dia menambahkan, penggunaan jembatan untuk menghubungkan Selat Sunda kurang tepat. "Jadi, sebaiknya pemerintah tidak perlu membuat proyek jembatan Selat Sunda itu. Lebih baik pemerintah mengoptimalkan penggunaan angkutan massal laut kapal feri," ujar Indra.
Indra juga menyampaikan, Indonesia adalah negara maritim yang membutuhkan moda transportasi laut untuk menghubungkan antar pulau. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana moda transportasi laut bisa dilakukan secara lancar, tertib, aman, dan nyaman.
"Memang penggunaan jembatan dapat membuat jarak semakin dekat, tapi itu sangat berisiko. Ingat, jika moda transportasi laut dapat bekerja optimal, tentu dapat mengangkut orang lebih banyak lagi," tambah Indra.
Menurut keterangan Kementerian Pekerjaan Umum, Jembatan
Selat Sunda ini direncanakan memiliki panjang 29 kilometer dan
dibangun menggunakan dua buah jembatan suspensi sebagai jembatan utama
dengan panjang bentang mencapai 2.500 meter. Dia menambahkan, penggunaan jembatan untuk menghubungkan Selat Sunda kurang tepat. "Jadi, sebaiknya pemerintah tidak perlu membuat proyek jembatan Selat Sunda itu. Lebih baik pemerintah mengoptimalkan penggunaan angkutan massal laut kapal feri," ujar Indra.
Indra juga menyampaikan, Indonesia adalah negara maritim yang membutuhkan moda transportasi laut untuk menghubungkan antar pulau. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana moda transportasi laut bisa dilakukan secara lancar, tertib, aman, dan nyaman.
"Memang penggunaan jembatan dapat membuat jarak semakin dekat, tapi itu sangat berisiko. Ingat, jika moda transportasi laut dapat bekerja optimal, tentu dapat mengangkut orang lebih banyak lagi," tambah Indra.
Untuk diketahui, bulan Mei lalu, Profesor Phil Cummins, Pimpinan Ilmuwan Geoscience Australia dan Guru Besar bidang Bencana Alam dari Research School of Earth Sciences, Universitas Nasional Australia, mengungkapkan di kawasan Selat Sunda terdapat potensi gempa megathrust yang berskala antara 8-9 skala richter
Gempa megathrust adalah jenis gempa yang sering terjadi di zona penunjang atau wilayah geologis di mana satu lempeng tektonik bergeser ke bawah lempeng lainnya dan batas antara lempeng-lempeng tersebut patah.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar