Google memperingati 90 tahun Maria Callas, sosok
perempuan yang ada di logo google hari ini, merupakan penyanyi sopran
berkebangsaan Yunani. Ia adalah salah satu penyanyi opera wanita yang
paling berpengaruh dan terkenal di abad ke 20. Maria Callas lahir pada tanggal 2 Desember 1923, hari ini tepat 90 tahun sejak kelahirannya.
Terlahir dengan nama Maria Anna Sophie Cecilia Kalogeropoulos dari
orang tua imigran Yunani. Ia pernah belajar di National Conservatoire,
Athena dan membuat debut pertamanya di usia 15 tahun. Debut pertamanya
itu membuat ia dipinang oleh La Scala, Milan, Italia pada tahun 1951.
Tahun 1950-an merupakan tahun-tahun keemasan Callas, dimana ia
mendapatkan perhatian dunia bagi penampilan-penampilan legendarisnya di
Milan, New York, Chicago, London dan Paris.
Pada tahun 1964, Sir David Webster, direktur Royal Opera House di
London, menggambarkannya sebagai “seniman teater musik terhebat pada
masa kita”.
Maria Callas juga mendapat julukan “La Divina”, penyanyi sopran opera paling terkenal.
Namun di antara para penyanyi sopran, ia punya saingan berat, si
suara murni, kelahiran Pesaro, Renata Tebaldi (1922 – 2004), yang dengan
penuh kasih disebut orang-orang Italia sebagai “la nostra Renata”.
Tidak seperti Callas, Tebaldi berspesialisasi hampir secara ekslusif
pada lagu-lagu Italia, sehingga Jewel Song dari Faust jarang masuk
daftar lagu yang dinyanyikannya.
Dalam wawancara dengan majalah Time,
ada omongan Callas yang terkenal, bahwa membandingkan dirinya dengan
Tebaldi bagai membandingkan “Sampanye dan Coca-Cola”. Mendengar
penghinaan yang disengaja ini, Tebaldi membalas dengan berkata,
“Sampanye gampang menjadi masam”. Yang sebetulnya bisa dijawab dengan
telak oleh Callas dengan “Coca-Cola gampang kehilangan sodanya!”
Callas meninggal di Paris pada 16 September 1977, dalam usia 53 tahun
dikarenakan gagal ginjal yang disebabkan oleh penggunaan Mandrax secara
berlebihan, semacam obat tidur.
[Sumber]
Saya penggemar Maria Callas, bagaikan: "Di aria terkenal “Vissi d’Arte” , ia meratapi, mempertanyakan nasibnya, namun juga menjadi tegas, ia bernyanyi dari “ Saya hidup demi seni, saya hidup demi cinta”, kemudian “Saya tidak pernah melukai seorangpun!”
BalasHapusSaya mencoba menulis sebuah blog tentangnya , semoga anda suka: http://stenote-berkata.blogspot.com/2017/11/wawancara-dengan-maria.html