Presiden Amerika Serikat
(AS) Barack Obama, boleh menyentuh perasaan warga Afrika Selatan, ketika
berpidato di stadion final piala dunia, Soweto pada Selasa, 10 Desember
2013.
Namun, foto narsis dirinya bersama dua pemimpin dunia
lainnya yakni Perdana Menteri Inggris David Cameron, dan PM Denmark
Helle Thorning-Schmidt, dianggap tak pantas. Aksi mereka pun ramai
dibicarakan di dunia maya.
Laman Times of India, Rabu 11 Desember 2013 melansir momen langka itu pertama kali ditangkap oleh fotografer media Prancis, AFP,
Roberto Schmidt. Dalam foto tersebut terlihat PM Schmidt tengah
memegang ponsel dan diarahkan ke mereka bertiga untuk berfoto bersama.
Obama
terlihat membantu memegang kamera dengan tangan kirinya agar foto yang
diambil dapat fokus ke mereka bertiga. Dengan senyum lebar, ketiganya
berfoto di tengah-tengah duka warga Afsel yang tengah berdoa dan memberi
penghormatan di misa bagi mantan pejuang apartheid, Nelson Mandela.
Sementara
istri Obama, Michelle, yang duduk tepat di sebelah kiri suaminya,
tidak bergabung untuk berfoto. Dia memilih tetap fokus mengikuti prosesi
misa yang tengah berlangsung.
Tak pelak aksi yang lazim disebut
selfie, yang bermakna memotret diri sendiri, segera menjadi tajuk
pemberitaan berbagai media internasional. Foto tersebut juga terpampang
di berbagai situs media sosial.
Publik lantas bertanya-tanya,
apakah aksi demikian pantas dilakukan oleh ketiga pemimpin dunia
tersebut di tengah-tengah misa penghormatan Mandela.
"Mungkin seharusnya ada moratorium mengenai selfie, selama proses misa dan pemakaman, bukan?" tulis seorang pengguna Twitter dengan akun @JeffryHalverson.
"Apa ini foto diri yang paling penting di tahun 2013?" tulis salah satu tajuk pemberitaan di sebuah situs berita berbasis di AS, Buzzfeed.
Menurut Buzzfeed, Michelle bahkan tidak begitu menyukai tindakan suaminya dengan turut berfoto.
Namun, di mata sang fotografer, foto tersebut menunjukkan tingkah spontan pejabat tinggi di luar dari protokol.
"Sangat
menarik melihat para politisi ketika mereka bersikap layaknya manusia
biasa. Karena biasanya kami melihat mereka selalu berada di lingkungan
yang serba diatur," ujar Schmidt.
Masih menurut Schmidt, foto
itu tidak akan menjadi sebuah masalah besar, apabila pers diizinkan
memiliki akses lebih kepada para pejabat tinggi, sehingga media mampu
menunjukkan kepada publik bahwa seorang pejabat tetap manusia biasa.
"Sama saja seperti kita," imbuh dia.
Kendati sudah kadung
beredar di dunia maya dan menjadi perbincangan, Schmidt tetap khawatir
terhadap dampak global dari foto tersebut. Dia takut, foto itu malah
menutupi esensi dari misa penghormatan bagi Mandela.
"Tim dari AFP bekerja
keras untuk menampilkan momen reaksi warga Afsel terhadap seseorang yang
dianggap memiliki figur ayah bagi mereka. Kami berhasil memotret 500
gambar, mencoba untuk menggambarkan perasaan mereka sesungguhnya," kata
Schmidt.
Dan hanya karena satu foto sepele itu, lanjut Schmidt, sepertinya malah akan menutupi ratusan foto lain yang sudah dia jepret.
Sementara baik Gedung Putih atau kantor PM Inggris di Downing Street enggan mengomentari foto tersebut.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar