Senin, 23 Desember 2013

Penemu Senapan "Sejuta Umat" AK-47 Meninggal Dunia

Penemu senapan AK-47, Mikhail Kalashnikov, meninggal dunia pada usianya yang ke-94. Senjata ini layak disebut sebagai senapan "sejuta umat" karena paling banyak digunakan oleh tentara nasional maupun pemberontak di seluruh dunia.

Diberitakan CNN, Kalashnikov meninggal dunia pada Senin 23 Desember 2013, seperti yang diumumkan pemerintah Rusia. Presiden Vladimir Putin dalam situs pemerintahan Kremlin turut menyampaikan belasungkawa.

"Saya menyatakan duka cita mendalam bagi keluarga Mikhail Kalashnikov atau kematiannya," tulis Putin.

Kalashnikov merancang senapan mesin pertamanya pada tahun 1942 saat menderita luka ketika bertugas sebagai komandan tank di Pasukan Tentara Merah Uni Soviet pada Perang Dunia II. Namun barulah setelah dilakukan uji coba, tahun 1947 AK-47 diperkenalkan untuk angkatan bersenjata Soviet.

Ciri khas senjata ini adalah magasin amunisi berbentuk lengkung seperti pisang. Senapan mesin ini dikenal sangat efektif dan sederhana, mudah digunakan dan dirawat. Selain itu, senapan ini diminati karena cocok untuk kondisi yang ekstrem, seperti panas, dingin, basah atau berpasir.

AK dalam bahasa Rusia adalah singkatan dari "senapan mesin Kalashnikov" dan 47 diambil dari tahun keemasannya. The Guinness World Records mencatat, senjata ini adalah yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Sejak awal tahun 1950an, AK-47 jadi senjata standar bagi Soviet dan negara-negara anggota Pakta Warsawa. Senjata ini juga populer di kalangan paramiliter. AK-47 juga sukses membantu pemberontakan tahun 1960an dan 1970an di Mozambique sehingga gambar senapan ini tampil di bendera negara tersebut.

Rusia menghentikan produksi AK-47 pada akhir 1960an, namun variannya masih tetap dibuat di negara ini.
Pada wawancara tahun 2009 dengan CNN, Kalashnikov mengatakan bahwa dua kekuatan utama senjata ini adalah kesederhanaan dan kehandalannya.

"Ini sangat penting karena para tentara bukanlah lulusan universitas. Mereka perlu senjata yang sederhana dan bisa diandalkan. Mereka tidak punya waktu untuk mencari tahu bagaimana mengoperasikan senjata yang rumit dan memencet banyak tombol saat musuh mendekat," kata pria yang telah dianggap sebagai pahlawan besar Rusia ini.

Pertanyaan yang paling mengganggunya adalah apakah dia menyesal telah membuat senjata yang sudah menewaskan ratusan ribu orang.
"Saya menciptakan senjata untuk mempertahankan perbatasan tanah air kami, dan biarkanlah senjata ini melanjutkan fungsinya," kata dia.

[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar