Secara mengejutkan, Edward Snowden muncul dalam sebuah wawancara
di televisi Jerman, ARD, yang dapat dilihat di video berdurasi 30,28
menit di link http://vimeo.com/85155978.
Dalam wawancara itu
Snowden tidak menyinggung sedikitpun tentang Indonesia, hanya dia
kembali menegaskan bahwa penyadapan di dunia dimotori oleh "Lima Mata
(five eyes)" yang berdasar kesepakatan UKUSA terdiri dari AS, Inggris,
Australia, Kanada dana Selandia Baru.
Menurut Snowden, NSA
melakukan penyadapan dengan menggunakan aplikasi untuk memasukkan semua
data ke dalam database 'x key score'. Database ini merupakan 'one stop
access' untuk informasi NSA.
Snowden yang juga merupakan mantan
kontraktor NSA, mengaku dalam penyadapan, yang fokus terhadap Jerman,
disebutkan bahwa penyadapan banyak dilakukan dengan jalur serat optik
dunia. Ini yang mendukung informasi yang diungkap bahwa Australia dan
Amerika Serikat dalam menyadap kabel telekomunikasi bawah laut yang
melintasi Asia.
Snowden sendiri pernah mengatakan bahwa Indonesia
juga menjadi korban penyadapan Australia di mana Singapura dan Korea
Selatan juga ditengarai memainkan peran penting membantu Australia dan
Amerika Serikat dalam menyadap kabel telekomunikasi bawah laut yang
melintasi Asia.
Sebelumnya disebutkan bahwa Defence Signals
Directorate (DSD) Australia merupakan mitra dari intelijen Singapura
untuk menyadap kabel SEA-ME-WE-3, kabel yang terbentang dari Jepang,
melalui Singapura, Djibouti, Suez dan selat Gibraltar hingga menuju
Jerman bagian Utara.
Bukan hanya SEA-Me-WE-3 saja yang disadap
karena ternyata juga SEA-Me-WE-4 yang terbentang dari Singapura hingga
Prancis. Akses ke saluran telekomunikasi internasional ini disebut
difasilitasi oleh Singapore Telecom atau Singtel yang merupakan operator
telekomunikasi milik pemerintah Singapura. Singtel, menurut Snowden,
menjadi elemen penting intelijen Australia-Singapura dalam 15 tahun
terakhir.
Edward Snowden dalam wawancara selama 30 menit dengan
TV Jerman ARD mengungkapkan bahwa benar penyadapan di dunia dimotori
oleh "Lima Mata (five eyes)" yang berdasar kesepakatan UKUSA terdiri
dari AS, Inggris, Australia, Kanada dan Selandia Baru.
Dijelaskan
Snowden, NSA melakukan penyadapan dengan menggunakan aplikasi untuk
memasukkan semua data ke dalam database 'x key score'. Database ini
merupakan 'one stop access' untuk informasi NSA.
Snowden yang
juga merupakan mantan kontraktor NSA, mengaku dirinya bekerja untuk
Buzz-Allen Hamilton. Dalam penyadapan, yang fokus terhadap Jerman,
disebutkan bahwa penyadapan banyak dilakukan dengan jalur serat optik
dunia. Ini yang mendukung informasi yang diungkap bahwa Australia dan
Amerika Serikat dalam menyadap kabel telekomunikasi bawah laut yang
melintasi Asia.
Sayangnya Snowden tidka menyinggung sama sekali
soal Indonesia. Padahal, Indonesia juga menjadi korban penyadapan
Australia di mana Singapura dan Korea Selatan juga ditengarai memainkan
peran penting membantu Australia dan Amerika Serikat dalam menyadap
kabel telekomunikasi bawah laut yang melintasi Asia.
Sebelumnya
disebutkan bahwa Defence Signals Directorate (DSD) Australia merupakan
mitra dari intelijen Singapura untuk menyadap kabel SEA-ME-WE-3, kabel
yang terbentang dari Jepang, melalui Singapura, Djibouti, Suez dan selat
Gibraltar hingga menuju Jerman bagian Utara.
Bukan hanya
SEA-Me-WE-3 saja yang disadap karena ternyata juga SEA-Me-WE-4 yang
terbentang dari Singapura hingga Prancis. Akses ke saluran
telekomunikasi internasional ini disebut difasilitasi oleh Singapore
Telecom atau Singtel yang merupakan operator telekomunikasi milik
pemerintah Singapura. singtel menjadi elemen penting intelijen
Australia-Singapura dalam 15 tahun terakhir.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar