Temuan air di Planet Merah seringkali dikaitkan dengan masa lalu. Namun,
temuan baru membuktikan, kemungkinan air di Mars masih tersisa sampai
hari ini.
Pesawat antariksa NASA yang mengorbit di Mars, Mars
Reconnaissance Orbiter, telah menangkap citra cairan air yang mungkin
masih tersisa di permukaan planet itu.
Dilansir Daily Mail, pesawat
itu memotret aliran air dalam sungai yang berbentuk mirip jari pada
sebuah lereng Mars. Ilmuwan meyakini penanda itu terbuat dari mineral
yang tak mungkin tertinggal tanpa aliran elemen cair.
"Fitur-fitur
itu tampak gelap, tanda mirip jari yang makin terlihat pada beberapa
lereng Mars ketika saat temperatur naik," kata NASA.
Petunjuk adanya aliran air pada masa kini dilihat dari adanya perubahan musiman pada mineral besi di beberapa lereng Mars.
Hal
itu mendukung tanda air asin dengan mineral besi anti beku seperti besi
sulfat yang mungkin mengalir secara musiman, meski terdapat kemungkinan
lain.
Astronom meyakini tanda gelap jari itu menjadi kunci bukti air pada Mars hari ini. Peneliti menyebutnya sebagai recurring slope lineae (RSL).
"Kami
masih belum memiliki bukti tak terbantahkan untuk kehadiran air di RSL.
Kami belum yakin bagaimana proses ini akan berlangsung tanpa air,"
jelas Lujendra Ojha, mahasiswa pascasarjana Georgia Institute of
Technology, Atlanta, yang juga penulis dua laporan aliran tersebut.
Ojha
menemukan aliran itu sejak tiga tahun lalu, saat masih menimba ilmu di
Universitas Arizona, Tucson, melalui gambar yang dihasilkan dari kamera High Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE) pesawat antariksa Mars Reconnaissance Orbiter.
Bersama
dengan asisten profesor Georgia Institute of Technology, James Wray,
mereka menemukan lebih banyak aliran pada 13 titik yang kemudian
mengkonfirmasi adanya situs RSL.
Gambar itu didapatkan melalui instrumen Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM) dari pesawat yang sama.
Keduanya menemukan tanda spektral mineral yang mengandung besi yang konsisten dan berbeda pada kebanyakan situs.
"Sama
seperti RSL sendiri, kekuatan tanda spektral bervaruasi menurut musim.
Saat hangat mereka sangat kuat sedangkan saat dingin, (volume air)
kurang signifikan," terang Ojha.
Hipotesa dari temuan ini, yaitu aliran dekat permukaan air terus mencair oleh garam yang menekan titik beku air murni.
"Aliran
air, bahkan air garam di manapun pada Mars pada hari ini, akan menjadi
pememuan besar, berdampak pada pemahaman kita atas perubahan iklim Mars
dan berpotensi menunjukkan habitat potensial untuk hidup di Mars saat
ini," kata Richard Zurek, ilmuwan program Mars Reconnaissance Orbiter
Jet Propulsion Laboratory NASA.
[Sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar