Senin, 23 Juni 2014

Akbar Tandjung Nyatakan Jawaban Jokowi Ngawur, Penjualan Indosat Bukan Tahun 1998

Politisi senior Partai Golkar Akbar Tandjung menilai, tanggapan Joko Widodo soal penjualan aset Indosat saat pemerintahan Megawati Soekarnoputri, tidak relevan dengan masalah yang ada.
"Itu sebetulnya tadi dia (Jokowi) tanya selalu dikaitkan dengan krisis. Padahal, Indosat tahun 2001
sedangkan krisis tahun 98-99. Jadi sebetulnya nggak relevan krisis jadi alasan utama (penjualan Indosat)," kata Akbar Tandjung usai menghadiri debat di Hotel Holiday Inn Kemayoran, Jakarta Utara, Minggu (22/6/2014).
Apa yang dikehendaki saat itu, kata Akbar, bukan soal untuk mengatasi kondisi Indonesia yang sedang krisis, tapi ada kepentingan lain di balik penjualan aset tersebut.
"Di
balik itu ada kepentingan kenapa dijual, bukan karena krisis. Dia bayangkan karena ada krisis. Padahal, krisisnya tahun 98-99, peristiwanya (penjualan Indosat) tahun 2001 saat Megawati," ujarnya tanpa menjelaskan lebih rinci apa kepentingan yang dimaksud. Pernyataan Gubernur DKI non-aktif itu yang ingin membeli kembali aset Indosat pun tak semudah yang dibayangkan. "Itu oke saja, tapi tidak semudah itu. Artinya dia berikan jawaban tak memahami betul problemnya," kata Akbar.
Karena itulah, Akbar menilai Jokowi tidak memahami betul permasalahan jual-beli Indosat pada pihak asing. "Saya yakin kalau paham nggak semudah itu. Kalau sudah commited bisa lakukan kesepakatan untuk ubah itu nggak semudah itu. Paling tidak kita tunduk pada konsesinya,"tutupnya.


[Sumber]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar